Penajam Paser Utara (ANTARA) - Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur melakukan kajian teknis untuk mendekatkan buku kepada masyarakat, khususnya anak muda melalui penempatan buku bacaan di sejumlah kafe yang ada di kabupaten setempat.
"Kami berencana dekatkan buku bacaan kepada masyarakat dengan tempatkan koleksi buku di ruang publik, salah satunya kafe," ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Yusuf Basra ketika ditanya mengenai menarik minat baca anak muda di Penajam, Rabu.
Tetapi untuk pelaksanaan program tersebut terlebih dahulu dilakukan kajian teknis secara mendalam, lanjut dia, terutama menyangkut soal keamanan koleksi pendistribusian buku.
Kemudian program bakal dimulai secara bertahap dan apabila hasil uji coba bagus, maka diperlukan dengan tujuan agar literasi tidak berhenti di rak perpustakaan, tetapi hidup di keseharian masyarakat.
"Kalau program tempatkan buku bacaan di kafe itu bagus, maka diperluas dengan tempatkan di rumah makan, salon hingga ruang tunggu pelayanan," katanya.
Dispusip Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan survei awal mengidentifikasi kafe yang memiliki konsep sesuai dalam mendukung literasi, dan telah melakukan komunikasi dengan sejumlah pemilik kafe terkait rencana kerja sama tersebut.
Buku bacaan yang ditempatkan di kafe dipilih sesuai selera seluruh kalangan, mulai dari bersifat ringan, inspiratif dan menarik untuk dibaca dalam waktu singkat, yang disiapkan biografi tokoh inspiratif, kisah motivasi, budaya lokal serta komik literasi anak.
Sekalian sebagai promosi untuk layanan perpustakaan daerah, jelas dia, misalnya dengan menyisipkan informasi katalog atau QR kode pendaftaran anggota perpustakaan daerah.
Buku bacaan di kafe merupakan tempat layanan perpustakaan yang baik terhadap pola hidup masyarakat, timpal dia lagi, ruang publik non-formal memiliki potensi besar sebagai titik literasi alternatif menjadi perpustakaan modern mengarah pada pendekatan yang lebih terbuka dan kolaborasi.
"Tapi kami juga tidak ingin koleksi buku yang ditempatkan di ruang publik tidak termanfaatkan dengan baik dan rusak, serta perpustakaan dirasakan hadir di tengah masyarakat,” ucapnya.
Semua teknis pelaksanaan dimatangkan dengan ada perjanjian tertulis dan komitmen dari pengelola kafe untuk menjaga koleksi buku bacaan dan pengiriman petugas pendamping apabila memang diperlukan.
Kemudian pemberlakuan pencatatan manual jumlah pengunjung yang membaca buku atau pengisian buku harian sebagai bentuk evaluasi pemanfaatan bahan bacaan.
Inovasi tersebut sebagai langkah dalam meningkatkan literasi masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan anak muda yang kerap menjadikan kafe sebagai tempat tongkrongan, demikian Muhammad Yusuf Basra.