Samarinda (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda memprakirakan secara umum Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berpeluang 80-90 persen mengalami hujan pada dasarian dua Juni (11-20 Juni) 2025, sehingga semua pihak diimbau waspada terhadap dampaknya.
Dampak yang bisa ditimbulkan dari hujan antara lain banjir, longsor, jalan licin, air sungai meluap, dan pohon tumbang karena hujan tersebut berpotensi disertai dengan angin kencang.
"Pada dasarian kedua Juni 2025, secara umum wilayah Kaltim menunjukkan potensi hujan kategori menengah antara 50–150 mm dengan peluang sekitar 80–90 persen," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda Riza Arian Noor di Samarinda, Kamis.
Namun demikian, lanjut dia, di sebagian kecil wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Kabupaten Kutai Barat diperkirakan terjadi hujan kategori rendah antara 0–50 milimeter (mm) dengan peluang sekitar 50–60 persen.
Sementara pada prakiraan deterministik curah hujan di periode yang sama, secara umum wilayah Kaltim menunjukkan curah hujan kategori menengah antara 50–150 mm.
Sedangkan di sebagian kecil wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Kutai Barat diprakirakan terjadi curah hujan kategori rendah antara 20–50 mm.
Ia melanjutkan untuk prakiraan deterministik sifat hujan dalam dasarian yang sama, wilayah Kaltim umumnya akan mengalami sifat hujan kategori normal antara 85–115 persen.
Sementara itu, wilayah selatan Kaltim serta sebagian Kabupaten Berau dan Kutai Timur diprakirakan mengalami sifat hujan kategori atas normal antara 116–200 persen.
"Meski demikian, terdapat pengecualian, yakni di sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, dan Kota Bontang, diprakirakan mengalami sifat hujan kategori bawah normal antara 50–84 persen," katanya.
Riza juga menyinggung tentang hasil pantauan hari tanpa hujan pada dasarian I Juni 2025, yakni Provinsi Kaltim pada umumnya mengalami hari tanpa hujan dalam kriteria sangat pendek antara 1 hingga 5 hari sampai kriteria pendek antara 6 hingga 10 hari.
"Wilayah dengan durasi hari tanpa hujan terpanjang terdapat di Kota Samarinda, yakni di Kecamatan Samarinda Seberang dengan durasi hari tanpa hujan mencapai delapan hari," kata Riza.