Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan menyiapkan tiga lokasi lahan di tiga kecamatan berbeda untuk mendukung pembangunan unit pelayanan gizi nasional dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahap pertama.
“Tiga lokasi yang kami siapkan berada di Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan Utara, dan Balikpapan Barat. Semuanya merupakan lahan milik pemerintah daerah yang akan digunakan melalui skema pinjam pakai,” kata Asisten I Sekretariat Daerah Kota Balikpapan Zulkipli di Balikpapan, Selasa (10/6).
Ia mengatakan, untuk lokasi di Balikpapan Timur berada di Kelurahan Manggar Baru, tepatnya di wilayah Pantai Asri. Kemudian untuk di Balikpapan Utara, lahan tersedia di wilayah Kilometer 7, dan Balikpapan Barat, lokasi diarahkan ke kawasan industri tahu tempe, wilayah Somber.
Zulkipli menuturkan penyediaan lahan tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap program nasional MBG yang akan dioperasikan oleh pelaksana pusat.
Lanjutnya, dalam hal ini, pemerintah daerah hanya menyediakan lahan, sementara pembangunan dapur dan pengelolaannya akan dilaksanakan oleh pihak pelaksana.
Ia mengemukakan, dapur MBG tersebut rencananya mulai dibangun dalam waktu dekat, saat ini pihaknya sedang memproses kelengkapan administrasi untuk penggunaan lahan dengan skema pinjam pakai.
Zulkipli berharap semua dokumen perizinan dapat selesai paling lambat pada minggu ketiga Juni agar pembangunan dapur MBG bisa segera dimulai.Nantinya dapur MBG itu dibangun setiap titik berukuran 25 x 40 meter, selain itu lokasi juga harus dipastikan steril.
“Lokasi harus memenuhi syarat seperti tidak berdekatan dengan peternakan atau TPA, dan harus mudah diakses kendaraan pengangkut makanan,” ujarnya.
Adapun pembangunan fisik dan desain dapur menjadi tanggung jawab pihak pelaksana MBG.
"Pemerintah kota hanya memastikan bahwa lahan yang disediakan layak dan sesuai standar sanitasi serta logistik," ungkapnya
Zulkipli menyebutkan bahwa Dinas Pendidikan Kota Balikpapan mengusulkan agar pelaksanaan program MBG dapat melibatkan pedagang kantin sekolah yang selama ini berjualan di lingkungan sekolah.
“Prinsipnya, jangan sampai keberadaan dapur MBG mematikan penghasilan pedagang kantin. Maka kami mengusulkan agar mereka bisa dilibatkan, misalnya sebagai tenaga penyedia makanan atau karyawan,” jelasnya.
Dikemukakannya, saat ini program MBG di Balikpapan baru diterapkan pada tujuh sekolah yang berada di wilayah Balikpapan Selatan dengan penerima manfaat sebanyak 3.335.
Nantinya, setiap dapur MBG dirancang untuk melayani sekitar 3.000 siswa dengan total siswa di Kota Balikpapan yang diperkirakan mencapai 300.000 orang. Maka dibutuhkan sedikitnya 30 unit dapur MBG di seluruh kota.
"Kami berharap pembangunan bisa berjalan cepat agar manfaatnya segera dirasakan oleh para siswa," ujarnya. (Adv)