Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran COVID-19 varian baru serta dampak perubahan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kalimantan Timur dalam beberapa pekan terakhir.
Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo menegaskan, situasi cuaca saat ini harus menjadi perhatian bersama karena berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular, termasuk COVID-19 dan influenza yang gejalanya mirip COVID.
“Saya ingatkan bahwa saat ini perubahan cuaca yang sangat ekstrem. Biasanya, COVID-19 dan flu itu gejalanya memang beda-beda tipis. Masyarakat harus tetap menjaga kebersihan lingkungan secara gotong royong, khususnya dengan membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar setiap minggu,” ujarnya di Balikpapan, Selasa (10/6).
Ia mengatakan, Pemerintah Kota Balikpapan kembali akan menggencarkan kegiatan fogging (penyemprotan) dan pemberian obat abate sebagai bagian dari langkah pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypty.
“Kemarin kami sudah mencanangkan kembali kegiatan gotong royong, nantinya juga akan dilakukan fogging serta pemberian abate secara masif,” katanya.
Langkah ini juga didukung oleh imbauan nasional dari BNPB terkait penguatan kembali budaya gotong royong warga setiap minggu. Surat edaran dari pemerintah pusat menjadi rujukan bagi Pemkot Balikpapan dan seluruh jajaran kecamatan dan kelurahan untuk mengaktifkan kembali partisipasi warga.
“Dari pemerintah kota, kecamatan, dan kelurahan sebenarnya sudah mulai memberikan imbauan, termasuk BNPB yang juga telah mengeluarkan edaran terkait penguatan kembali budaya gotong royong dan kerja bakti warga setiap minggunya,” tambah Bagus.
Terkait COVID-19, Bagus menjelaskan bahwa jika ditemukan warga yang terkonfirmasi positif, maka proses penanganan akan mengikuti prosedur standar yang sudah ditetapkan.
“Kalau ada yang terkonfirmasi, maka akan melalui Sistem Pelaporan dan Informasi (SPI), kemudian dirujuk ke rumah sakit terdekat. Tenaga kesehatan sudah tahu prosedurnya. Rumah sakit rujukannya masih tetap rumah sakit yang ditunjuk pemerintah, semua pelayanan kesehatan siap menerima pasien COVID 19,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalimantan Timur dan hasil uji laboratorium Universitas Mulawarman, telah terkonfirmasi dua kasus varian baru COVID-19 di Samarinda, Kalimantan Timur.
Varian tersebut merupakan subvarian Omicron bernama Orthrus (XBB.1.16) yang dikenal dengan penyebaran lebih cepat, namun gejalanya cenderung ringan.
Oleh sebab itu, Pemkot Balikpapan menanggapi temuan ini dengan meningkatkan kesiapsiagaan fasilitas pelayanan kesehatan serta mengaktifkan kembali posko informasi di tingkat kelurahan.
“Kami akan memantau terus. Kalau memang ada laporan kasus, kami langsung aktivasi sistem rujukan. SOP-nya sudah ada,” terang Bagus.
Di sisi lain, musim pancaroba yang sedang berlangsung juga meningkatkan risiko penyakit demam berdarah dengue (DBD), ISPA, dan infeksi saluran pernapasan lainnya.
Bagus menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama, dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk mencegah merebaknya penyakit.
“Kesehatan masyarakat bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama. Makanya kami dorong untuk melakukan gotong royong di lingkungan masing-masing,” ucapnya. (Adv)