Sangatta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan target investasi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sebesar Rp12 triliun. Target tersebut menjadi pusat investor terbesar kedua setelah Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Provinsi menargetkan investasi ke Kutim Rp12 triliun tahun ini masih sama dengan 2024 lalu," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutim Darsafani, di Sangatta, Senin.
Dia menjelaskan pada tahun 2024 lalu, Kabupaten Kutai Timur mampu menyerap investasi sebesar Rp9,452 triliun dari berbagai sektor seperti bidang pertambangan, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, industri makanan, industri kimia dan farmasi serta industri mineral non logam.
Target tersebut berhasil mencapai 77,29 persen, dari realisasi yang diinginkan Pemprov Kaltim di Kutai Timur.
Darsafani mengatakan pihak Pemkab Kutim melalui DPMPTSP hanya berani menargetkan realisasi di bawah Rp10 triliun.
Menurutnya target rencana strategis dari provinsi dalam menarik investor ke Kutim sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya kawasan ekonomi khusus (KEK) Maloy yang akan mendobrak perekonomian daerah secara makro.
"Target yang di berikan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim kepada Kutai Timur cukup tinggi. Kutim dianggap mampu, karena memiliki calon investor dari China yang akan berinvestasi pada KEK," tuturnya.
Darsafani menjelaskan akan tetapi, melihat dari kondisi dan situasi KEK Maloy di Kutai Timur yang saat ini belum berjalan secara optimal. Banyak calon investor yang belum melakukan Memorandum of Understanding (MoU) ke PT Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) sebagai pengelola KEK Maloy.
"Kami sudah berkomunikasi kepada Pemprov Kaltim agar target investasi untuk Kutim diturunkan," katanya.