Penajam, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU), Kalimantan Timur, melalui pihak terkait terus mendorong koperasi ternak mengembangkan bisnis peternakan mulai hulu hingga hilir, seperti dari pembibitan, penggemukan, pakan, hingga pupuk organik.
"Untuk mewujudkan ini, kami telah menggelar pelatihan untuk peternak dan pengurus koperasi ternak baik berupa workshop penyusunan bisnis plan maupun berbagai jenis pelatihan lain," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Rabu.
Pelatihan untuk pengembangan bisnis peternakan sapi terus digalakkan karena jumlah sapi di PPU saat ini lebih dari 16.000 ekor per tahun, sementara untuk kebutuhan sapi di kabupaten yang telah ditetapkan sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tersebut, saat ini lebih dari 17.000 ekor per tahun.
Ini berarti peluang usaha pengembangan sapi masih terbuka di PPU, sehingga warga setempat harus terus mengembangkan bisnis peternakan, apalagi jika mulai tahun 2024 mendatang IKN Nusantara telah pindah ke PPU, maka jumlah kebutuhan daging sapi dipastikan lebih meningkat.
Atas peluang tersebut, maka koperasi peternakan setempat bisa mengambil andil untuk pengembangan bisnis pembibitan maupun penggemukan, sehingga ke depan tidak perlu mendatangkan sapi indukan dan sapi bakalan dari daerah lain, seperti yang selama ini dilakukan dengan mendatangkan sapi dari NTB, Bali, Sulsel, Jatim, bahkan ada yang dari Australia.
Sementara untuk pengembangan bisnis pakan, bulan lalu pihaknya pun telah melakukan pelatihan budi daya hijauan pakan ternak bagi anggota kelompok ternak dan koperasi ternak, sehingga dari pelatihan ini, pelaku bisa membudidayakan hijauan pakan ternak dan menjualnya.
Selain telah menggelar pelatihan budidaya hijauan pakan ternak, pihaknya bekerjasama dengan pihak lain pun telah menggelar pelatihan pembuatan pakan tambahan atau konsentrat, teknologi pakan ternak, dan pengelolaan kotoran ternak menjadi pupuk organik.
Untuk pelatihan pengelolaan kotoran ternak menjadi pupuk organik, hal ini dilakukan karena prospek bisnisnya sangat menjanjikan, sebab Indonesia umumnya dan Kaltim khususnya, merupakan kawasan pertanian dan perkebunan yang pasti memerlukan banyak pupuk.
Ia mengatakan bahwa per 1.000 ekor sapi di kawasan itu berpotensi menghasilkan bahan baku untuk pupuk organik mencapai 10 ton per hari, atau rata-rata per ekor mampu mengeluarkan kotoran sebanyak 10 kg per hari.
"Hebatnya lagi, kawasan peternakan sapi di PPU didominasi di satu kecamatan, yakni Kecamatan Babulu, sehingga untuk mengumpulkan kotoran sapi sebagai bahan baku pupuk organik tentu lebih mudah dan lebih cepat," ujar Arief.
Pemkab PPU dorong koperasi ternak kembangkan bisnis
Rabu, 22 Juni 2022 22:25 WIB
Untuk mewujudkan ini, kami telah menggelar pelatihan untuk peternak dan pengurus koperasi ternak baik berupa workshop penyusunan bisnis plan maupun berbagai jenis pelatihan lain