Tanjung Redeb  (ANTARA News Kaltim) - PT Berau Coal mengembangkan program positive deviance atau penyimpangan positif untuk menangani gizi buruk di berbagai kampung dampingan di wilayah Kabupaten Berau.

"Program ini dimulai sejak 2011 di kampung Pegat Bukur, Tumbik Dayak, Tasuk, Birang dan Samburakat. Setelah cukup berhasil, barulah program ini diperluas pada 16 kampung dampingan PT Berau Coal, antara lain Kampung Melati Jaya, Pulau Besing, Gurimbang, Tanjung Perengat, Marancang Ulu dan Marancang Ilir. Selama 2012 ini kegiatan itu berjalan dengan baik," kata Manager Community Development PT Berau Coal, Yustinus Hari Setiawan di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Minggu.

Positive deviance atau penyimpangan positif adalah sebuah program baru dalam dunia kesehatan, yang bertujuan untuk menangani kasus gizi buruk atau gizi kurang bagi anak-anak balita di seluruh Indonesia.

Disebut dengan penyimpangan positif karena anak-anak penderita gizi buruk yang berada di satu lingkungan bisa mencontoh perilaku hidup sehat anak-anak yang tidak menderita gizi buruk.

Program positive deviance lebih mengembangkan konsep pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat secara penuh untuk mengatasi masalah gizi buruk, sangat jauh berbeda dengan program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang dikembangkan oleh pemerintah.

Yustinus menambahkan, daerah kampung lainya diberikan pelatihan positive deviance adalah kampung Batu Batu, Maluang, Sambakungan, Kelurahan Gunung Tabur, Bena Baru, Inaran, Long Lanuk, Suaran, dan Kampung Bangun.

Pelatihan positive deviance diberikan kepada kader penggerak kesehatan desa, baik itu kader posyandu, tim penggerak PKK maupun tenaga kesehatan desa.

Ia menambahkan, pelatihan bertujuan untuk menambah pengetahuan warga desa yang menjadi peserta, tentang positif deviance dan bagaimana pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan solusi persoalan di tengah masyarakat.

"Meskipun pendekatan ini dapat digunakan di berbagai bidang, tetapi lebih ditekankan pada pada upaya pengentasan gizi buruk bagi bayi dan balita," kata Yustinus Hari Setiawan.

Dalam pelatihan di berbagai lokasi ini, PT Berau Coal mengundang praktisi gizi masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) yang telah berpengalaman, dalam perbaikan gizi balita berbasis pemberdayaan.

Dalam menularkan ilmu metode positive deviance, pihak FKM UI hanya membutuhkan waktu enam hari di masing-masing kampung, untuk memberikan pemahaman kepada peserta sebagai yang terdepan dalam melakukan kajian kesehatan di masyarakat.

"Program ini sangat penting untuk perusahaan Berau Coal dalam membantu Pemerintah Kabupaten Berau menjalankan progaram kesehatan masyarakat," kata Yustinus lagi.

Berau Coal menilai program ini sangat tepat untuk menunjang pertumbuhan dan masa depan anak-anak yang lebih baik. "Pelatihan ini berupaya merubah pola pikir masyarakat untuk hidup lebih sehat," tambah Yusak panggilan akrab Yustinus.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Lingkar Tambang (FK Pelita) H Masrun MD menyebutkan, kegiatan PT Berau Coal ini sangat baik dan berharap agar terus dilaksanakan.

"Sudah seharusnya dilakukan perusahaan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat lingkar tambang, mengingat kontrak PT Berau Coal hanya menyisakan 12 tahun lagi, sehingga perlu lebih memikirkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Berau," katanya.  (*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012