Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Hutan lindung di Pulau Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, hingga tahun 2012, tersisa 398 hektare dari luas yang sebenarnya 1.054 hektare.

Kepala Bidang Perlindungan Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan, Arie Mulyadie, di Nunukan, Senin, mengakui bahwa sebagian besar kawasan hutan lindung di Pulau Nunukan telah digarap oleh warga setempat sehingga yang masih utuh tersisa 398 hektare.

Ke 398 hekatre hitan lindung itu terdiri dari 323 hektare dengan kondisi lahan curam dan 75 hektare sangat curam.

Semakin berkurangnya luas hutan lindung di daerah ini, Arie menyatakan, pada awalnya masyarakat tidak tahu menahu persoalan hutan lindung sehingga melakukan pembukaan lahan dan melakukan penebangan kayu.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI nomor: 169/KPTS/UM/3/1979 tertanggal 13 Maret 1979 (waktu itu Kabupaten Nunukan masih kecamatan dari Kabupaten Bulungan) memiliki kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 1.000 hektare.

Namun setelah masyarakat melakukan pembukaan lahan dan penebangan kayu secara terus menerus, Arie, mengatakan, kenyataan ini sulit dihindari lagi.

Lokasi kawasan hutan di Pulau Nunukan ini, kata Arie terbentang dari Kampung Tator terus Persimpangan Jalan Persemaian. Dan di Kampung Tator ini sebagian sudah dijadikan pemukiman dan di sekitar Jalan Persemaian dijadikan lahan perkebunan.

"Dari semua warga yang membuka lahan dan menempati kawasan yang termasuk hutan lindung tidak ada yang memiliki izin dari pemerintah," ujar Arie kepada wartawan.

Mengantisipasi agar warga tidak memasuki kawasan hutan lindung yang masih tersisa (398 hektare) ini, maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabuaten Nunukan mendirikan pos penjagaan, tambahnya.

Kemudian bagi warga yang telah terlanjur membuka lahan perkebunan, menurut Arie hanya akan dibina melalui badan pengelola yang akan dibentuk nantinya.

Untuk kawasan hutan lindung yang berada di Pulau Sebatik, Arie menjelaskan pada awalnya seluas 2.000 hektar dan diperkirakan sekarang ini pun semakin berkurang.

Karena sebagian di antara kawasan hutan lindung itu sudah tergarap oleh warga setempat, katanya. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012