Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) Provinsi Kaltim H Syafruddin Pernyata menyatakan berdasarkan penelitian, 90 persen kesuksesan seseorang ditentukan oleh sikap dan kepribadiannya.
"Hanya 10 persen saja yang ditentukan oleh keahlian," katanya saat memberikan sambutan dalam Penutupan Diklat Prajabatan Golongan III bagi PNS di lingkungan Pemprov Kaltim, sekaligus Pembukaan Diklat Prajabatan Golongan II di Aula Bandiklat Kaltim di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan, siapapun orangnya, baik itu PNS, karyawan swasta, pengusaha, pedagang kecil dan apapun profesinya, kepribadian yang baik adalah penentu segala-galanya, sedangkan "skill" atau keterampilan justru merupakan hal yang kesekian kali diperhatikan.
Di dunia ini, lanjut dia, banyak karyawan yang diberhentikan karena kepribadiannya yang buruk meskipun orang tersebut terampil, pasalnya kepribadian yang buruk dapat merusak citra lembaga atau organisasi.
Seseorang yang memiliki pribadi jujur, kreatif, pekerja keras, dinamis, berakhlak mulia, tidak suka berbohong, suka menolong orang, ulet, terus belajar dan belajar, maka dipastikan orang tersebut kelak akan berhasil dan berada di puncak sukses.
Sebailknya, jika seseorang memiliki talenta hebat di bidangnya, namun dia memiliki kepribadian buruk seperti tidak disiplin, sombong, suka berbohong dan tidak memiliki sopan santun, maka orang tersebut tidak lama pasti diberhentikan dari tempatnya bekerja.
Untuk itu, dia meminta kepada para PNS yang baru saja mengikuti Diklat dan bagi PNS yang telah menjalani Diklat agar terus mengutamakan kepribadian yang mendapat simpati semua orang.
Kepribadian yang harus dimiliki PNS antara lain, harus ikhlas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan selalu ramah, apalagi tugas utama PNS adalah sebagai pelayan masyarakat dan sebagai abdi negara.
"Kalau saya sebagai pengusaha, maka saya akan mengutamakan menerima pekerja dengan kepribadian yang jujur dan kreatif ketimbang yang ahli namun tidak jujur dan sombong, pasalnya keahlihan itu dapat dipelajari ketika karyawan menjalani pekerjaan," katanya.
Setiap orang dengan kepribadian yang ideal, lanjutnya, maka dia akan mudah belajar sehingga pada saatnya dia akan menjadi ahli. Pribadi semacam inilah yang dibutuhkan banyak orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Hanya 10 persen saja yang ditentukan oleh keahlian," katanya saat memberikan sambutan dalam Penutupan Diklat Prajabatan Golongan III bagi PNS di lingkungan Pemprov Kaltim, sekaligus Pembukaan Diklat Prajabatan Golongan II di Aula Bandiklat Kaltim di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan, siapapun orangnya, baik itu PNS, karyawan swasta, pengusaha, pedagang kecil dan apapun profesinya, kepribadian yang baik adalah penentu segala-galanya, sedangkan "skill" atau keterampilan justru merupakan hal yang kesekian kali diperhatikan.
Di dunia ini, lanjut dia, banyak karyawan yang diberhentikan karena kepribadiannya yang buruk meskipun orang tersebut terampil, pasalnya kepribadian yang buruk dapat merusak citra lembaga atau organisasi.
Seseorang yang memiliki pribadi jujur, kreatif, pekerja keras, dinamis, berakhlak mulia, tidak suka berbohong, suka menolong orang, ulet, terus belajar dan belajar, maka dipastikan orang tersebut kelak akan berhasil dan berada di puncak sukses.
Sebailknya, jika seseorang memiliki talenta hebat di bidangnya, namun dia memiliki kepribadian buruk seperti tidak disiplin, sombong, suka berbohong dan tidak memiliki sopan santun, maka orang tersebut tidak lama pasti diberhentikan dari tempatnya bekerja.
Untuk itu, dia meminta kepada para PNS yang baru saja mengikuti Diklat dan bagi PNS yang telah menjalani Diklat agar terus mengutamakan kepribadian yang mendapat simpati semua orang.
Kepribadian yang harus dimiliki PNS antara lain, harus ikhlas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan selalu ramah, apalagi tugas utama PNS adalah sebagai pelayan masyarakat dan sebagai abdi negara.
"Kalau saya sebagai pengusaha, maka saya akan mengutamakan menerima pekerja dengan kepribadian yang jujur dan kreatif ketimbang yang ahli namun tidak jujur dan sombong, pasalnya keahlihan itu dapat dipelajari ketika karyawan menjalani pekerjaan," katanya.
Setiap orang dengan kepribadian yang ideal, lanjutnya, maka dia akan mudah belajar sehingga pada saatnya dia akan menjadi ahli. Pribadi semacam inilah yang dibutuhkan banyak orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012