Samarinda (ANTARA News Kaltim) - World Wide Fund for Nature  (WWF), sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, menggelar pelatihan tentang penyelamatan kawasan bernilai konservasi tinggi di Samarinda, Kalimantan Timur.

Koordinator WWF Kaltim, Wiwin Effendy, kepada wartawan di Samarinda, Senin, menyatakan, pelatihan yang akan dilaksanakan selama tiga hari itu, diikuti 40 penyuluh dan petani kelapa sawit dari 10 kabupaten/kota di Kaltim.

"Pelatihan untuk fasilitator pelatih bagi penyuluh perkebunan dan petani kelapa sawit dalam upaya penyelamatan kawasan bernilai konservasi tinggi di Kawasan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) Kaltim ini akan diikuti 40 peserta dari 10 Kabupaten. Pelatihan ini akan dilaksanakan selama tiga hari di Samarinda dan merupakan kerjasama antara Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, Pokja HoB Kalimantan Timur dan WWF-Indonesia," ungkap Wiwin Effendy.

Selama tiga hari kata Wiwin Effendy, para peserta akan mendapatkan materi tentang pendidikan orang dewasa, kawasan bernilai konservasi tinggi (KBKT-High Conservation Value Area), mitigasi konflik manusia dengan satwa liar dan praktik lapangan. "KBKT sendiri sudah ditetapkan sebagai satu instrument yang wajib dilakukan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil) untuk perusahaan dan direncanakan juga untuk perkebunan skala kecil yang dikelola oleh masyarakat atau petani kelapa sawit," katanya.

"Selain itu, dalam perundingan multi pemangku pihak atau RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) juga mendorong KBKT merupakan salah satu instrumen yang dilakukan dalam pengelolaan kebun kelapa sawit," ungkap Wiwin Effendy.

Peraturan Menteri tentang perkebunan kelapa sawit berkelanjutan Indonesia merupakan upaya pemerintah untuk mendorong pelaksanaan kaidah-kaidah berkelanjutan yang menyentuh aspek ekologi, jasa lingkungan dan sosial budaya, katanya. Pembukaan kebun sawit di Kaltim menurut Wiwin Effendy masih banyak yang kurang memperhatikan kaidah tersebut sehingga menimbulkan dampak lingkungan, sosial dan budaya, mengingat tersebarnya masyarakat adat yang memiliki kawasan adat berupa hutan.

"Selain dapat membantu meningkatkan kapasitas penyuluh perkebunan yang akan mendampingi petani kelapa sawit dalam menerapkan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan serta sejalan dengan g pelaksanaan Kaltim Green dan mendukung Heart of Borneo di Kaltim, pelatihan ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan penanganan satwa liar bagi petani sawit sehingga satwa tidak lagi dianggap sebagai hama tetapi bagian dari perkebunan yang harus dikelola," kata Wiwin Effendy.  (*)




Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012