Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Balthasar Kambuaya mengatakan permasalahan lingkungan hidup memiliki kesamaan dengan masalah ekonomi, yakni keduanya tanpa batas yang dapat melintasi seluruh negara di dunia.

"Dampak keduanya dapat dirasakan pada masing-masing negara hingga tingkat individu," ujar Menteri LH dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Farid Wadjdy saat peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia 2012 di Samarinda, Selasa malam.

Menurutnya, krisis finansial yang berawal di Amerika Serikat sekitar 2008, masih berlanjut hingga 2012, terutama pada negara-nagara di Eropa.

Keterkaitan dengan lingkungan hidup, saat ini terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim, namun masih belum ada konsensus dunia untuk mengikat negara-negara untuk bersama-sama mengatasinya.

Kedua permasalahan ini bukanlah suatu hal yang terpisah karena melalui krisis akan mendorong berbagai pemikiran, kebijakan, dan tindakan untuk mencapai solusinya.

Sudah bukan eranya lagi tujuan ekonomi dan tujuan lingkungan hidup dipertentangkan, melainkan harus saling bersinergi yang tertuang dalam konsepsi ekonomi hijau. Tujuan utamanya adalah kesejahteraan manusia baik inter maupun antar generasi.

Terkait dengan hal tersebut, maka United Nations Environment Programme (UNEP) menetapkan Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012 adalah berwawasan Ekonomi Hijau.

Tema ini menekankan pentingnya pelaksanaan ekonomi hijau dalam setiap aspek kehidupan manusia sesuai dengan proporsinya masing-masing, baik pada tingkat global, nasional hingga individu.

Kunci dalam mengatasi permasalahan Iingkungan hidup adalah peran serta dari semua komponen masyarakat.

Sehubungan dengan itu dan disesuaikan dengan konteks Indonesia, maka Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2012 menjadi Ekonomi Hijau, Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan.

Makna utama dari tema ini adalah, pentingnya melakukan perubahan paradigma dan perilaku manusia untuk menerapkan prinsip ekonomi hijau dalam aspek kehidupan, agar tetap menjaga dan memelihara kelestarian dan kualitas Iingkungan hidup.

Penerapan prinsip ekonomi hijau memiliki dimensi utama terkait pengelolaan lingkungan dalam semua aktivitas pembangunan.

Pada tataran nasional, Pemerintah Indonesia telah berkomitment untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26 persen pada 2020 dengan upaya sendiri, kemudian sebesar 41 persen dengan bantuan internasional.

Penurunan emisi GRK rnenuntut arah pembangunan rendah karbon yang seiring dengan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

Pada tataran lingkungan warga, telah diperkenalkan pula Program Bank Sampah berupa sistem yang menyerupai konsep perbankan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber pendapatan, yakni dengan slogan From Trash to Cash (Dari Sampah Jadi Rupiah).

Untuk kalangan dunia usaha, sudah dijalankan Program Peringkat Kinerja (Proper) Lingkungan Hidup, yakni bagi perusahaan yang baik mengelola lingkungan akan mendapatkan citra positif, begitu pula sebaliknya. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012