Balikpapan, (ANTARA News Kaltim) - Balikpapan dan Malang menjadi dua kota yang bersaing untuk menjadi mitra program kerja sama Pemerintah Jepang dan Indonesia bidang lingkungan khususnya untuk 3R yakni "reuse", "reduce", dan "recycle" sampah.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan Soufian, Jumat,  mengatakan program bidang lingkungan untuk 3R baru pertama kali dilaksanakan antara RI-Jepang dengan melibatkan lembaga Jepang Internasional Comision Agency (JICA).

"Yang menunjuk Balikpapan dan Malang adalah Kementerian LH. Meski pada kenyataannya manajemen ini sudah jalan tapi belum maksimal, kemauan masyarakat sudah ada tapi masih kurang seperti itu," ujar Soufan.

Nantinya dalam program 3R ini, akan dipilih kota mana yang dianggap sudah mendekati program 3R seperti yang diharapkan oleh JICA.

"Mereka (JICA) tidak menawarkan bantuan kontruksi. Bantuan nantinya bisa berupa hibah, alat, manajerial, edukasi termasuk mungkin bisa saja pemkot diundang ke Jepang lihat pengolahan sampah dengan program 3R," katanya.

Staf ahli JICA dan LH beserta kepala DKPP, LH Balikpapan melakukan tinjauan langsung ke TPA Manggar, rumah kompos BES Batakan, bank sampah Beriman 3, rumah kompos Trengganis, bank sampah Gunung Samarinda.

Selanjutnya, pada Jumat (10/5) pagi, tim juga melanjutkan  tinjauan lapangan ke rumah kompos Prapatan, bank sampah SMP 12, rumah kompos SMP 3, rumah kompos Pasar Sepinggan.

Program 3R merupakan program yang fokus pada sampah atau barang-barang yang bisa kelola dan daur ulang seperti keberadaan bank sampah dan kompos. Untuk hal ini diakui Soufian belum berjalan maksimal.

"Pemkot sudah lakukan 3R tapi paling penting sampah itu bukan barang buangan tapi merupakan barang yang bisa diolah dan didaur ulang menghasil uang. Manajemen soal pengolahan pengurangan sampah masih kurang apakah pola pikir masyarakarat. Mereka bersedia  memberikan edukasi, peningkatan SDM dan pengolahan secara teknik," ujarnya.

Selain itu yang belum terjawab oleh BLH dan DKPP kota dalam diskusi dengan perwakilan JICA adalah berapa jumlah pengurangan sampah yang sudah dijadikan  kompos dan daur ulang.

"Kita tidak tahu ada berapa kubik sampah masuk jadi kompos, berapa operasionalnya. Hanya bisa digambarkan secara kasar saja, berapa sampah yang bisa dikurangi, masuk ke TPA (tempat pembuangan akhir)," kata Soufian.

Soufian menambahkan untuk pelaksanaan program 3R juga diterapkan di lingkungan sekolah. Selain memberikan pengetahuan soal kompos, bank sampah juga menanamkan pemahaman kepada peserta didik yang diharapakan bisa ditularkan di lingkungan keluarga.

        "Ini bisa jadi wadah untuk memasyarakatkan pemahaman bank sampah atau kompos. Walaupun saat ini masih dalam jumlah kecil kompos yang dihasilkan," demikian Soufian.(*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012