Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Para petugas di Suaka Orangutan Samboja Lestari, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, memiliki beberapa catatan tentang sejarah hidup Casey, Lisan, dan Mail, tiga orangutan (pongo pygmaeus) yang dilepasliarkan oleh tiga menteri, Minggu (22/4).

"Casey itu kami selamatkan dari praktik perdagangan satwa secara liar. Ia dibawa ke Samboja Lestari tahun 2008, saat masih berusia 4 tahun," kata Aschta Boestani Tajudin, Manajer Program Samboja Lestari, Rabu.

Menurut Aschta, pertama kali dibawa ke Samboja Lestari, berat Casey hanya 16 kg. Tangan kanannya cacat, hanya ada kelingking dan ibu jari. Menurut Aschta, cacat itu karena tangan kecil itu pernah terbakar.

"Untunglah cacat itu tidak memengaruhi kemampuan Casey untuk beradaptasi. Dia tetap bisa memanjat pohon dan bermain dengan yang lain tanpa merasa rendah diri," tutur Aschta.

Saat dilepasliarkan lalu, Casey sudah berumur 8 tahun dengan berat mencapai 30 kg. Kondisinya sangat sehat. Ia menjadi yang pertama dilepas dan keluar dari kandang adaptasi di Gunung Belah, titik pelepasan di Hutan Kehje Sewen, Pelangsiran, Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Sedangkan Lesan, diselamatkan oleh tim penyelamat Samboja Lestari pada November 2006. Pada waktu itu Lesan masih berumur 3 tahun dengan berat 7 kg. Setelah berada di karantina selama beberapa saat, Lesan kemudian bergabung ke Sekolah Hutan.

"Itu sekolah mengenai tahapan pelepasliaran orangutan," jelas Aschta. Karena lama hidup dengan manusia, atau sejak lahir bersama manusia, orangutan ada yang lupa nalurinya. Ia tidak tahu apa makanannya di alam, tidak bisa membuat sarang, bahkan hingga terkencing-kencing ketakutan ketika diajari memanjat," sesuatu yang seharusnya sangat natural dalam primata seperti orangutan.

"Sekolah itu mengajarkan keterampilan-keterampilan untuk hidup liar tersebut," kata Aschta. Jenis keterampilan tertinggi orangutan adalah membuat sarang. Bila sudah bisa membuat sarang, orangutan bisa dinyatakan siap untuk dilepasliarkan.

Menurut Aschta, Lesan berteman baik dengan Berlian, kandidat pelepasliaran yang tergabung di Grup 2.

Lesan telah berumur 9 tahun dengan berat 31 kg dan kondisi kesehatan yang baik. Setelah "lulus" dari Sekolah Hutan 3, kini Lesan sempat menunggu beberapa sebelum akhirnya mendapat kesempatan untuk dilepasliarkan kembali ke hutan.

Sementara Mail datang dari selatan, dari Petung di Kabupaten Penajam Paser Utara. Mail diselamatkan dari rumah penduduk. Mail baru berumur 3 tahun dengan berat 10 kg begitu masuk rehabilitasi Samboja Lestari.

Seperti orangutan lainnya, Mail dimasukkan Sekolah Hutan. Ia belajar membuat sarang, mencari makan, dan bermain.  Mail sangat dekat dengan Abbie, kandidat pelepasliaran Grup 2.

"Hubungan mereka seperti adik dan kakak yang selalu saling membantu," seloroh Aschta.

Kini Mail telah berumur 8 tahun dengan berat 24 kg. Ia menjadi yang terakhir keluar kandang adaptasi untuk mereguk udara kebebasannya di Hutan Kehje Sewen. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012