Dua wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rawan kebakaran lahan gambut pada kondisi cuaca panas atau musim kemarau, kata sekretaris kabupaten setempat Tohar.

"Potensi kebakaran lahan dan hutan harus diwaspadai pada kondisi cuaca kering atau panas, terutama di lahan gambut," ujar Tohar ketika ditemui Rabu.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mewaspadai potensi kebakaran di lahan gambut yang barada di Desa Giripurwa dan Girimukti, Kecamatan Penajam.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menurut Tohar sudah mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat agar mewaspadai potensi dan ancaman kebakaran, terutama di lahan gambut.

Bahkan, kata dia, diinstruksikan tim penanggulangan bencana untuk berkonsentrasi atau fokus di wilayah-wilayah yang memiliki lahan gambut cukup luas.

"Lahan gambut yang barada di Desa Girimukti dan Giripurwa menjadi langganan kebakaran hampir setiap musim kemarau," ungkap Tohar.

Daerah lainnya di Kecamatan Penajam, kata Sekkab, juga harus diwaspadai, sebab wilayah Kecamatan Penajam memilki lahan gambut yang cukup luas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, memetakan sedikitnya sekitar 500 hektare lahan gambut yang barada di wilayah Kecamatan Penajam rawan terbakar pada saat musim kemarau.

Mengantisipasi cuaca panas atau musim kemarau pada akhir Juli 2019, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara meminta semua pihak untuk tidak melakukan pengelolaan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar.

"Juli, Agustus hingga September 2019 diprediksi menjadi musim kemarau panjang dan rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, serta permukiman warga," ucap Tohar.

Prediksi tersebut, kata dia, berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyimpulkan musim hujan baru mulai pada Oktober 2019.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019