Kutai Timur (Kutim) memiliki beragam titik-titik spot wisata bahari membuat Desa Sekerat (Kecamatan Bengalon) dan Desa Selangkau (Kaliorang) yang berbatasan langsung ini menyimpan banyak potensi. Salah satunya Goa Segegeh, yang berada di kaki pegunungan Sekerat.
Untuk menuju ke sana perlu adrenalin tinggi pasalnya harus memasuki rimbunan hutan lebat belum lagi akses masuk jalan berlumpur.
Berjarak kurang lebih hanya satu kilometer dari bibir pantai, akses menuju Goa Segegeh menawarkan sensasi karena menantang.
Pengunjung harus menelusuri hutan mangrove dan Sungai Segegeh yang alirannya berasal dari di mulut goa.
Menurut Abdul Majid, goa ini terbilang unik karena sungainya menjadi sumber mata air yang bersambung dengan air di dalam gua.
“Sungai ini meskipun musim kemarau airnya tidak pernah kering karena mata airnya lumayan besar. Konon kolam air dan ukuran gua cukup luas. Sumber air ini pun digunakan warga sekitar untuk air minum dan patut dilestarikan keberadaannya," katanya.
Untuk itu, ia berharap agar perhatian pemerintah daerah dan DPRD melalui Dinas Pariwisata agar bisa membangunkan jembatan yang terbuat dari ulin. Hal itu perlu agar akses jalan jauh lebih mudah dan aman.
"Jika ada jembatan para pengujung tidak perlu was-was karena jika tidak ada jembatan banyak sekali tanaman berduri dan jalan berlumpur bisa saja menganggu kenyamanan pengunjung. Mudahan saja ada langkah konkrit dari pihak terkait memperhatikan akses jalan masuk ke Goa Segegeh," tambahnya.
Majid menilai potensi Goa Segegeh tidak kalah dengan daerah yang lain, sehingga saat ini Kutim tidak hanya mengandalkan pertambangan, migas dan perkebunan.
Sebaliknya, Bali mampu menghasilkan PAD sampai triliunan rupiah dari satu sektor (pariwisata) saja.
“Tinggal diseriusi yaitu menggali dan membangun pariwisata Goa Segegeh agar mandiri," tutupnya. (hms13)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Untuk menuju ke sana perlu adrenalin tinggi pasalnya harus memasuki rimbunan hutan lebat belum lagi akses masuk jalan berlumpur.
Berjarak kurang lebih hanya satu kilometer dari bibir pantai, akses menuju Goa Segegeh menawarkan sensasi karena menantang.
Pengunjung harus menelusuri hutan mangrove dan Sungai Segegeh yang alirannya berasal dari di mulut goa.
Menurut Abdul Majid, goa ini terbilang unik karena sungainya menjadi sumber mata air yang bersambung dengan air di dalam gua.
“Sungai ini meskipun musim kemarau airnya tidak pernah kering karena mata airnya lumayan besar. Konon kolam air dan ukuran gua cukup luas. Sumber air ini pun digunakan warga sekitar untuk air minum dan patut dilestarikan keberadaannya," katanya.
Untuk itu, ia berharap agar perhatian pemerintah daerah dan DPRD melalui Dinas Pariwisata agar bisa membangunkan jembatan yang terbuat dari ulin. Hal itu perlu agar akses jalan jauh lebih mudah dan aman.
"Jika ada jembatan para pengujung tidak perlu was-was karena jika tidak ada jembatan banyak sekali tanaman berduri dan jalan berlumpur bisa saja menganggu kenyamanan pengunjung. Mudahan saja ada langkah konkrit dari pihak terkait memperhatikan akses jalan masuk ke Goa Segegeh," tambahnya.
Majid menilai potensi Goa Segegeh tidak kalah dengan daerah yang lain, sehingga saat ini Kutim tidak hanya mengandalkan pertambangan, migas dan perkebunan.
Sebaliknya, Bali mampu menghasilkan PAD sampai triliunan rupiah dari satu sektor (pariwisata) saja.
“Tinggal diseriusi yaitu menggali dan membangun pariwisata Goa Segegeh agar mandiri," tutupnya. (hms13)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019