Sangatta, (ANTARA News Kaltim) - PT Bakrie Power akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang berkapasitas 2 x 100 megawatt di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, dengan nilai investasi sebesar 340 juta dolar Amerika Serikat.

Direktur Utama PT Bakrie Power Ali Herman Ibrahim di Sangatta, Kutim, Minggu, mengatakan, pembangunan proyek PLTU tersebut diperkirakan akan selesai dalam waktu empat tahun, dengan fase konstruksi selama 36 bulan, dan diperkirakan akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja selama proses pembangunannya.

"Sedangkan untuk pengoperasian PLTU nantinya membutuhkan tenaga sekitar 150 orang ditambah 200 orang untuk jasa kontrak lainnya," ujarnya.

Pada Sabtu (11/2), Ali Herman telah mempresentasikan rencana pembangunan PLTU Mulut Tambang berkapasitas 2 x 100 megawatt itu di hadapan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Wagub Farid Wadjdy, sejumlah Kepala SKPD dan Wakil Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, di Kantor Bupati Kutim, di kawasan Bukit Pelangi.

Di hadapan Gubernur dan jajarannya, Ali Herman mengatakan, PLTU tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan industri Maloy, serta menanggulangi kekurangan pasokan listrik ke sistem Kalimantan Timur.

"Pemakaian listrik di Kaltim yang riil diperkirakan saat ini mencapai 500 megawatt dan pada 2013 sebesar 600 megawatt dan pada 2020 menjadi 1.100 megawatt," ujarnya.  

Ia menambahkan, PT Kaltim Prima Coal (KPC) akan memberikan pasokan batu bara yang sesuai yakni "low rank coal" atau yang memiliki kandungan sulfur rendah sehingga PLTU itu diharapkan akan ramah lingkungan.

Selain dekat dengan tambang batu bara PT KPC, keunggulan aspek teknis lainnya adalah pasokan air yang tersedia di Sungai Bengalon, transportasi PLTU bisa dilakukan dengan jalan darat atau sungai, serta lokasi PLTU yang datar sehingga memudahkan untuk konstruksi.

Ali Herman menambahkan, pihaknya sudah siap untuk melakukan pemancangan pertama atau "ground breaking" karena proyek tersebut sebenarnya sudah sejak 2009 direncanakan dan telah melalui sejumlah proses seperti pengujuan kajian teknis, engineering serta komersial, serta terkait dengan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

Sementara itu, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menyetakan segera menindaklanjuti proyek tersebut dengan memberikan kemudahan terhadap masalah perizinan.

"Proyek ini termasuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di wilayah Kalimantan untuk sektor energi," ujarnya.

Ia juga menyatakan yakin bahwa rencana pembangunan PLTU tersebut akan didukung oleh PLN karena pada prinsipnya usulan tersebut masuk dalam rencana umum pembangunan nasional.

        
Kunjungan kerja
Sementara itu, dalam kunjungan kerjanya selama dua hari ke Kutai Timur, 10-11 Februari, Gubernur, wakil gubernur serta sejumlah kepala SKPD Kaltim pada Sabtu (11/2) sempat meninjau lokasi pembangunan rel kereta serta airstrip di Muara Bengalon yang dilakukan oleh perusahaan Minerals Energy Commodities.

Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan meninjau lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batu Bara (PLTGB) di Desa Kabo, Sangatta.

Setelah itu, gubernur dan rombongan meninjau lokasi pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Maloy, yakni meliputi Bendung Kaliorang sebagai suplai air baku untuk Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy, pembangunan jalan sepanjang 12 kilometer yang menghubungkan Kaliorang-Maloy, termasuk meninjau ke KIPI Maloy terkait adanya laporan tim tentang kesiapan pembukaan lahan dan aktivitas pertanahan.

Dalam peninjauan melalui jalan darat selama lebih dari empat jam perjalanan itu, gubernur juga sempat memberikan bantuan peralatan pertanian antara lain empat traktor serta pupuk organisk dan investisida kepada kelompok tani di Kecamatan Kaliorang serta melakukan panen pedet atau anak sapi bantuan pemerintah di kecamatan yang sama. (*)

Pewarta: Arief

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012