Balikpapan, (ANTARA News Kaltim) - Meski  menjadi juara di Kejuaraan Offroad Kapolred Cup di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, 10-11 Desember lalu, offroader kawakan Hendri Kurniawan menjual mobil balap "offroad"-nya seharga Rp650 juta.

Harga lebih dari setengah miliar rupiah itu juga termasuk sebuah kereta gandengan tempat mobil orange bermesin V6 4500 cc itu bertengger bila tim bergerak. Dan termasuk dalam penjualan juga sebuah Toyota Land Cruiser berwarna hitam pekat yang berbasis FJ55, model yang kini jadi antik dan langka dari seri jip Jepang Toyota Land Cruiser yang dihargai Rp150 juta.

Land Cruiser hitam inilah yang biasa digunakan Awa, panggilan Hendri Kurniawan, untuk menarik kereta gandengan mobil offroadnya.

"Menurut Aliang itu harga bagus," kata Awa. Aliang adalah perancang dan pembangun mobil tersebut.

Harga rata-rata sebuah mobil untuk kompetisi offroad adalah Rp150 juta. Ini berarti Awa sukses memberi nilai hingga Rp500 juta bagi mobilnya. 

Pembelinya adalah Haji Johan, bos besar Baratama Nusantara, jaringan tambang batubara yang berpusat di Batulicin, Kalimantan Selatan. Haji Johan juga dikenal sebagai offroader pantang menyerah dan saingan Awa di banyak trek kompetisi offroad.

"Ini event terakhir saya dengan mobil orange V6 ini," kata Awa siang setelah menyelesaikan SCS 6 dan SCS 7 Minggu 11/12. Saat itu Awa juga sudah memastikan gelar juara jatuh ke tangannya.

Dan sejurus kemudian Haji Johan dan beberapa orang kepercayaannya mendatangi paddock Tim Kaltim. Walaupun Awa dan Haji Johan tidak terlihat berbincang serius, sebuah kesepakatan rupanya sudah terjadi.

Awa menjelaskan berbagai fasilitas yang ada di mobil offroadnya dan yang ada di Land Cruiser hitam.

Sumber lain menyebutkan kesepakatan jual beli ini hanya Rp400 juta. Awa sendiri hanya tersenyum ketika dikonfirmasi. Haji Johan berlaku sama.

"Ini kejadian biasa dan wajar di banyak event otomotif. Di reli, di offroad, di slalom, apalagi di pameran mobil," kata Windy Politon, Sekretaris Pengda Indonesian Offroad Federation (IOF) Kalimantan Timur.

Event otomotif seperti kejuaraan offroad adalah ajang pertemuan antarpembalap, antartim, dan mereka saling berinteraksi.

"Malah sesungguhnya event adalah sarana promosi yang efektif," sambung Windy lagi. Di dalam event, baik penjual mau pun pembali berkesempatan memamerkan dan melihat kualitas barang, produk, atau jasanya.

Tim-tim papan atas seri balapan offroad Djarum Super Real Adventure Offroad (DSRAO) seperti Khesena, adalah manufaktur (pembuat) yang memberi jasa pembuatan mobil dengan spesifikasi sesuai keinginan pemesan dan memanfaatkan dengan efektif DSRAO untuk berpromosi.

Selain mobil offraod orange Awa, juga di Batulicin di event DSRAO April lampau, kakak Haji Johan yang disebut Pambakal Udin membeli Suzuki Caribian milik Haji Gian, offroader juara nasional IOF 2009.

Dengan mobil itulah ketua Pengda IOF Kalsel itu menjadi juara nasional dan merajai event-event offroad hingga ke Kalimantan Tengah. Dikabarkan Haji Gian, atau Sugiannor melepas mobilnya dengan banderol Rp400 juta. Sumber lain menyebutkan Rp250 juta, dan dibayar tunai di lokasi event.


Tim Kaltim Sedih

Namun demikian, di sisi lain, penjualan mobil offroad orange V6 milik Hendri Kurniawan tersebut ternyata membuat kaget khalayak offroader Kalimantan Timur, terutama mereka yang turut berlaga atau menonton ke Batulicin.

"Walaupun tidak memiliki, tapi saya ikut menyayangi," cetus Sunu Wardono, offroader Kaltim yang hanya menonton kali ini.

Sunu mengaku sedih karena mobil berwarna orange, bermesin V6 itu tidak hanya identik dengan Awa, tapi juga dengan 'tim offroad' Kalimantan Timur. "Kita seperti kehilangan maskot," sambungnya.

Memastikan gelar juara Kapolres Cup Offroad Challenge dan membawa pulang hadiah senilai Rp20 jutaan, tak memupus mendung dari wajah para anggota tim, dan belakangan, kata beberapa anggota tim Kaltim ke Batulicin tersebut, Awa juga terlihat murung.

"Om Awa tak sedih soal mobil offroad, tapi kelihatannya dia masih sayang sama mobil Land Cruiser hitamnya," kata Said Adul, juara di kelas non winch di event yang sama.

Awa mengendarai mobil tersebut sejak 2008 dan terutama komunitas offroader Balikpapan perlahan-lahan melihat transformasi mobil tersebut, mulai dari masih berwujud normal seperti kebanyakan Toyota Land Cruiser hingga jadi sangat sporty dengan berbagai perubahan, mulai dari mesin, ukuran dan bentuk body, dan kejuaraan-kejuaraan yang dimenanginya kemudian.

Tentang FJ55 hitam tersebut, Awa baru memakainya setahun terakhir."Nanti kita bangun mobil baru lagi. Tenang aja," kata Awa seperti menghibur diri.   (Novi Abdi/ANTARA/*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011