Samarinda (Antaranews Kaltim) - Produksi jagung di Provinsi Kalimantan di akhir 2018 ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 39,35 persen, yakni dari 56.597 ton pipilan kering pada 2017, naik menjadi 78.868 ton jagung pipilan kering pada 2018.

 "Kami optimis kenaikan ini bakal terealisasi karena selain terus melakukan ekstensifikasi juga intensifikasi. Apalagi dalam budidaya jagung tidak terlalu rumit,"ujar Kepala Dinas Pangan, Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim, Ibrahim di Samarinda, Minggu.

Optimisme itu muncul karena akhir-akhir ini produksi jagung di Kaltim terus mengalami kenaikan. Seperti pada 2016 produksinya sebanyak 22.132 ton pipilan kering, kemudian pada 2017 naik menjadi 56.597 ton pipilan kering atau naik sebesar 155,72 persen, terjadi peningkatkan 34.465 ton.

Produksi jagung sebanya 56.597 ton tersebut jika dirupiahkan akan menjadi Rp226,38 miliar, karena di tahun 2017 lalu harga jagung rata-rata senilai Rp4 ribu per kilogram.

Ia mengatakan bahwa harga jagung pipilan kering memang tidak begitu mahal, namun petani masih mendapatkan keuntungan karena biaya operasionalnya tidak tinggi. Harga sebesar itu juga menjadi daya jangkau bagi masyarakat luas untuk tertarik membeli jagung.

Kenaikan produksi jagung terjadi seiring adanya program upaya khusus padi, jagung, dan kedelai (upsus pajale) yang dicanangkan pemerintah pusat sejak tahun 2015, sehingga melalui program ini kemudian digulirkan bantuan perluasan lahan dan intensifikasi dari Kementerian Pertanian.

Ibrahim melanjutkan bahwa dari program ini kemudian terjadi kenaikan luas tanam dan luas panen jagung di Kaltim, yakni tahun 2016 terdapat 4.948 hektare (ha) luas panen, kemudian tahun 2017 naik menjadi 11.139 ha. Berarti terjadi peningkatan 6.192 ha atau 125,12 persen.

Sedangkan untuk tahun 2018 ditargetkan luas panen jagung akan naik menjadi 16.032 ha atau meningkat sebesar 43,92 persen, bertambah 4.893 ha ketimbang 2017 yang tercatat 11.139 ha.

 "Penambahan luas panen dan produksi terjadi di sejumlah kabupaten seperti Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Paser. Namun penambahan terbesar terjadi di Kabupaten Berau,"ucapnya.

Ia menyatakan bahwa antusias masyarakat Kaltim dalam bertanam jagung makin tahun makin meningkat, karena untuk membudidayakan jagung tidak begitu repot dan tidak memerlukan air dalam jumlah banyak dibanding bertanam padi, termasuk lebih sederhana dalam pemeliharaannya.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018