Samarinda (Antaranews Kaltim) - Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Andi Sofyan Hasdam - Rizal Effendy mengaku sudah ikhlas menerima kekalahan pada Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Kalimantan Timur 2018.

Ketua tim pemenangan Sofyan Hasdam- Rizal Effendi, M Husni Fahruddin kepada awak media di Samarinda, Minggu mengatakan bahwa berdasarkan hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei dan juga penghitungan internal memang perolehan suara Sofyan Hasdam - Rizal Effendi yang belum bisa menjadi pemenang.

Husni mengatakan dalam penghitungan internal diketahui pasangan cagub- cawagub yang diusung oleh Partai Golkar dan Nasdem ini hanya memperoleh sebanyak 238 ribu- 300 ribuan suara.

Dengan angka ini, pasangan yang diusung dengan slogan AnNuR ini gagal menduduki peringkat teratas perolehan suara dan harus puas di posisi terakhir, atau maksimal di posisi ketiga.

"Kami realistis bahwa calon kami hanya dalam posisi peringkat terakhir atau paling tinggi pada posisi peringkat ketiga," ujar Ayub sapaan akrabnya.

Ia mengatakan bahwa AnNuR bersama tim pemenangan sangat berterima kasih kepada seluruh pemilih yang sudah memercayakan pilihannya kepada AnNuR. Apalagi isu money politics dan black campaign santer terdengar mewarnai Pilgub Kaltim.

"AnNuR merasa sangat berterima kasih kepada pemilih AnNuR yang mencapai 283 ribuan sampai 300 ribuan tersebut, yang memilih karena kualitas dan rasionalitas AnNuR, dan bukan karena money politics dan tidak terpengaruh black campaign," ujarnya.

Menurut Ayub, AnNuR akan menyampaikan hasil pertemuan dengan masyarakat di 10 kabupaten dan kota yang ada di Kaltim kepada siapa pun pemenang Pilgub Kaltim.

"Siapa pun yang terpilih, kami menyimpan baik `blue print` hasil pertemuan kami dengan masyarakat di 10 kabupaten-kota yang berharap program-program yang dirumuskan secara ilmiah ini dapat diteruskan," katanya.

Sejumlah program tersebut kata Ayub diantaranya, Blok Mahakam berkeadilan terus dilanjutkan di Kutai Kartanegara, jaminan kesejahteraan melalui BPJS dan pendidikan gratis pun mesti

dilanjutkan. Insentif bagi tenaga pengajar dan tenaga kesehatan harus ada demi mendukung jaminan kesejahteraan masyarakat.

Program unggulan ini akan kami serahkan ke gubernur terpilih, untuk kemudian didukung karena ini bukan semata milik kami melainkan kebutuhan masyarakat Kaltim,? tegasnya.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018