Datah Bilang (Antaranews Kaltim) - Pelestarian adat dan budaya pesta panen di Datah Bilang, Kecamatan Long Hubung, Mahakam Ulu, perlu dilakukan secara sinergi dengan berbagai pihak, sehingga jalinannya mampu menciptakan kepastian bagi wisatawan mancanegara maupun domestik.

"Masa panen padi ladang di Kecamatan Long Hubung waktunya hampir bersamaan, sehingga untuk acara pesta panen juga bisa dilakukan beriringan antara kampung yang satu dengan lainnya dengan jedah satu atau dua hari," ujar Camat Long Hubung Yordanus Dani di Datah Bilang, Rabu.

Tujuan jedah waktu antara satu kampung dengan kampung lainnya adalah memancing wisatawan datang dan memiliki agenda pasti untuk menikmati wisata budaya, yakni hari pertama bisa datang ke kampung yang menggelar adat pesta panen, kemudian di hari berikutnya bisa datang ke kampung lain yang terdekat.

Maksud dari jedah waktu ini adalah agar wisatawan yang berkunjung di acara adat sejenis tersebut bisa menilai di mana letak persamaan dan perbedaan dari tiap pesta panen yang digelar di masing-masing kampung.

Hal itu dikatakan camat saat memberikan sambutan dalam Upacara Adat Pesta Panen di Datah Bilang. Pembukaan pasta panen ini merupakan gabungan dari tiga kampung di Datah Bilang, yakni Datah Bilang Ulu, Datah Bilang Ilir, dan Kampung Datah Bilang Baru.

Ia melanjutkan, untuk menyinergikan agenda pesta panen tersebut, maka perlu dilakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Mahakam Ulu, dinas lain terkait, pihak swasta, dan lembaga yang bergerak di bidang pariwisata maupun kebudayaan, sehingga mereka bisa memfasilitasi dalam mengatur agenda tahunan sekaligus mempromosikan untuk menggaet wisatawan.

Dari adanya pesta adat dan adanya pengunjung, lanjutnya, diyakini akan memicu munculnya ekonomi dari subsektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baik berupa souvenir, makanan, dan minuman sehingga kondisi ini juga berdampak positif terhadap pelaku usaha di masyarakat.

Ia juga menuturkan bahwa salah satu arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu yang didukung para camat, adalah melestarikan dan mengembangkan adat istiadat serta kebudayaan, sehingga upacara adat seperti yang digelar saat ini merupakan kegiatan yang tidak boleh, namun harus terus dikembangkan.

"Hari ini kita menggelar upacara adat pesta panen karena hasil panen kita bagus. Meski hasil panen sudah bagus kali ini, namun kita semua tentu ingin padi ladang yang merupakan ciri khas kita, hasil panennya harus terus ditingkatkan agar bisa memenuhi pasar dari luar. Untuk itu, sinergitas pengembangan lahan dan intensifikasi harus dilakukan dengan Dinas Pertanian dan anggaran yang ada di pemerintah kampung," ujarnya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018