Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan penjualan kelebihan daya listrik produksi perusahaan tambang batu bara PT Kaltim Prima Coal (KPC) ke PT PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, di Sangatta, Kutai Timur, Kamis.

Sebelumnya, Menteri Jonan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Bara berdaya 3 x 18 megawatt (MW), pembangkit listrik mulut tambang yang dioperasikan KPC.

KPC menjual sebanyak 18 MW listrik kepada PLN, kemudian digunakan PLN untuk memenuhi kebutuhan 40 ribu pelanggan di Sangatta dan sekitarnya.

"Saya mendorong usaha pertambangan memenuhi kebutuhan listrik sendiri untuk membangun PLTU, dan kemudian memberikan sepertiga listrik produksinya kepada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup rakyat dan sekaligus juga mendorong rasio elektrifikasi segera menjadi 100 persen," kata Jonan.

Menurut Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon, sebelumnya kebutuhan listrik Sangatta dan sekitarnya dipenuhi dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik PLN dan sebagian lagi dari Sistem Mahakam, dengan daya mampu 18,5 MW.

Suplai dari Sistem Mahakam itu masuk lewat Gardu Induk Teluk Pandan sebesar 8 MW.

Masuknya listrik 18 MW dari KPC membuat PLN tidak perlu lagi mengoperasikan PLTD sehingga biaya produksi listrik juga menjadi turun.

Menurut Machnizon, PLN melakukan efisiensi yang cukup besar. Daya mampu pun bertambah menjadi 26 MW, sementara beban puncak Sangatta baru mencapai 18,14 MW.

"Ibaratnya begini, jika dulu kami produksi 1 kWh dengan biaya pokok Rp2.000, saat ini 1 kWh dengan harga di bawah Rp1.000. Ada efisiensi," ujar Machnizon.

PLN berharap kelebihan daya ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan besar seperti kawasan perkantoran pemerintahan, stadion, rumah sakit, dan pelanggan umum.

Selain itu, saat ini pembangunan gardu induk berkapasitas 150 kV di Sangatta oleh PLN juga telah selesai dan siap beroperasi untuk mendukung interkoneksi dengan Sistem Mahakam. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018