Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pengelola Sekolah Khusus Olahragawan Internasional Provinsi Kalimantan Timur memberikan peringatan keras dan ancaman kepada cabang olahraga tarung derajat untuk dikeluarkan dari lembaga sekolah tersebut, seiring konflik internal yang tak kunjung selesai.

Kepala SKOI Kaltim Agus Tianur kepada wartawan di Samarinda, Rabu, mengatakan, instansinya sudah berkali-kali meminta Pengurus Provinsi Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Kaltim untuk segera menyelesaikan perseteruan antarpelatih.

Namun, peringatan tersebut tidak juga ditindaklanjuti, bahkan sampai muncul kejadian salah satu pelatih tarung derajat SKOI Kaltim dilaporkan ke polisi karena dugaan tindak asusila.

"Kami menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian, kalau memang ada fakta hukum, silakan diproses sesuai ketentuan yang ada," tegas Agus Tianur.

Ia mendapat informasi bahwa pengaduan pelatih SKOI Kaltim tersebut merupakan bagian dari konflik pelatih.

Agus Tianur merasa gusar karena imbas kasus pelaporan itu telah merusak nama SKOI Kaltim yang saat ini cukup getol membina atlet-atlet daerah.

"Di SKOI kami mengurusi 32 cabang olahraga, makanya kalau tarung derajat tidak segera menyelesaikan konfliknya, kami akan membuat keputusan dan mencoretnya. Masih banyak cabang olahraga yang mau bergabung dengan SKOI," jelasnya.

Secara terpisah, Ketua Harian Pengprov Kodrat Kaltim Charles Rori membenarkan memang ada konflik antarpelatih di tarung derajat kaltim, tapi konflik tersebut baru diketahui pengurus dalam beberapa pekan terakhir.

"Sebelumnya kami tidak pernah tahu kalau di jajaran pelatih ada yang saling berseteru, namun kami akan berusaha menuntaskannya dengan jalur kekeluargaan," katanya.

Ia meminta maaf kepada pihak SKOI Kaltim dan berharap tarung derajat masih menjadi bagian dari sekolah tersebut.

"Terus terang olahraga tarung derajat Kaltim mulai bangkit sejak adanya SKOI dan itu dibuktikan ketika pada Popnas bisa menyabet dua medali emas," katanya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018