Bontang  (ANTARA News - Kaltim) - Terobosan, kreatifitas dan inovasi Balai Taman Nasional Kutai (TNK) dalam menyelamatkan "benteng terakhir hutan tropis dataran rendah di Kaltim" itu tampaknya bisa menjadi contoh bagi pihak pengelola hutan lindung atau cagar alam di Indonesia.

Dilaporkan di Bontang, Selasa bahwa Balai TNK bekerja sama dengan PT Essa Communication menggelar "adventure rally photo" di Sangkima , salah satu zona di TNK yang kawasan hutannya masih baik pada Minggu (17/7) yang terbuka untuk umum pengemar fotografi.

Melalui terobosan, kreatifitas serta inovasi tersebut, maka menjadi cara efektif dalam mempromosikan potensi ekologi serta ekowisata kawasan seluas 198.000 Ha.

Cara ini juga menjadi upaya efektif dalam  memperlihatkan berbagai keanekaragaman hayati TNK sehingga mendapat perhatian berbagai pihak terkait. Salah satu keunikan TNK adalah terdapat "monumen hidup hutan tropis", yakni tegakan pohon ulin raksasa yang masih hidup berumur 1.000 tahun di Sangkimah.

Banyak juga orang tidak tahu bahwa TNK terdapat hamparan hutan damar terluas di dunia serta di kawasan taman nasional menjadi habitat berbagai satwa langka, antara lain orangutan (Pongo pygmaues) dan Rusa Sambar.

"TNK mengelar event ini bekerja sama dengan Esa Communication sebagai pelaksana, dipusatkan di Sangkima Kutai Timur dan terbuka bagi umum,” kata Kepala Balai TNK, Asep Sugiharta.
 
Agenda kegiatan, menelusuri hutan Taman Nasional Kutai sambil berburu obyek wisata dengan tema ”Eloknya Wisata TNK Sangkima”.

Panitia pelaksana menetapkan biaya mengikuti petualangan menarik di TNK ini sebesar Rp150.000 perorang dan boleh membawa asisten dengan biaya Rp75.000.

"Mengingat jalur rally foto ini sulit dan hujan yang bisa turun sewaktu-waktu, peserta agar menyiapkan pelindung kamera dari benturan dan air, sepatu yang tidak licin, baju tangan panjang serta obat-obatan pribadi," terang Sugiharta.

Dia menilai event ini sebagai sarana pemanfaatan TNK secara lestari hayati atau konservasi dan wisata alam serta jasa lingkungan.  TNK juga berfungsi mengelola kawasan dan perlindungan kawasan hutan sestem ekologis, serta pelestarian aneka ragam hayati.

“Pemenang lomba memperoleh piagam penghargaan dan uang, juara satu lima juta rupiah, juara dua tiga juta rupiah, juara tiga dua juta rupiah.  Pendaftaran di tiga tempat, Samarinda, Bontang dan Sangatta,” terang Sugiharta.

Dia tegaskan  lomba foto yang digelar merupakan bagian promosi wisata alam dengan Essa Communication untuk memotret keindahan alam di TNK yang memiliki ciri khas perwakilan hutan hujan tropis dataran rendah dan hutan mangrove dipesisir timur.

Pengelolaan TNK dibagi dalam zona, zona inti meliputi pengelolaan kawasan dan perlindungan kawasan hutan sistem ekologis serta pelestarian.  Zona pemanfaatan dengan konservasi dan wisata alam.

“Terdapat tiga titik wisata, Teluk Kaba dan Teluk Lombok (hutan mangrove), Sangkima (hutan hujan tropis), Prevab menjadi obyek wisata khusus orangutan dan terdapat station penelitian orangutan,” terang Sugiharta.

Dia juga memaparkan TNK memiliki potensi tanaman obat, hias, anggrek (TOHA), sudah beberapa tahun dibudidayakan.  Pasak bumi adalah tanaman obat khas Kaltim dan berbagai tanaman obat, hias ditemukan oleh petugas TNK.

“Saya berharap masyarakat melirik potensi ini menjadi industri herbal.  Saya juga ingin TNK menjadi tempat maju untuk penelitian, pendidikan konservasi, budidaya masyarakat sekitar, pariwisata dan wisata. 

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011