Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Konsultan Proyek Jembatan Mahkota II Samarinda, Kalimantan Timur, Taufik Rednaldi menegaskan, Jembatan Mahkota II aman dilintasi oleh kendaraan, dan tidak benar terjadi keretakan di infrastruktur tersebut.

Taufik di Samarinda, Senin, mengatakan, dari postingan foto di media sosial memang seperti ada keretakan, tetapi yang sebenarnya adalah akibat "overlapping" semen saat pengecoran.

Ia menjelaskan bahwa "overlapping" terjadi karena rembesan air semen, membuat pola seperti retakan.

"Ketika dizoom menggunakan kamera memang membentuk seperti garis sehingga terlihat pola ukiran retakan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa "overlapping" semen tersebut semula tidak dibersihkan karena memang bukan bagian struktur jembatan dan tidak membahayakan.

"Tapi nanti kamia bersihkan, supaya tidak dikira retak lagi, dan masyarakat tidak panik," imbuhnya.

Taufik juga menjelaskan soal retakan di pembatas jembatan di atas trotoar jembatan dengan istilah parapet atau retak rambut.

Ia menilai kondisi tersebut masih wajar karena jembatan yang dinamis atau selalu bergetar dan juga tidak terlalu masalah karena bukan di bagian struktur jembatan tapi diatas struktur jembatan.

"Parapet, ketika dizoom akan terlihat besar lagi dan kesannya bahaya lagi," katanya.

Pengambilan gambar menggunakan drone minggu Kemarin (2/7) dilakukan tim netral oleh Erwin dari Multirotor Community Samarinda dan kamera tele dari Dinas Kominfo Samarinda.

Ia menambahkan jika memang berbahaya melintasi jembatan ini saat uji coba dengan bobot 600 ton, pastilah sudah ambruk.

"Kalau memang berbahaya, Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan (KKJT) Kementerian PU tidak akan meluluskan dan Kementerian juga tidak akan merekomendasi jembatan untuk dilalui," katanya.

Sementara itu Asisten II Pemkot Samarinda, Sugeng Chairudin mengatakan kepada masyarakat yang melintasi jembatan tersebut tidak usah khawatir, karena jembatan dalam kondisi yang aman untuk dilintasi.

"Sekarang sudah jelas, bukan retakan. Memang kalau di depan terlihat seperti retakan, tapi ketika kita foto dari atas samping jembatan, bukan retakan. Terlihat semen menempel di atas beton jembatan," ujar Sugeng Chairudin.

Begitu pula, lanjut Sugeng, ketika diambil gambarnya dengan drone, terlihat jelas bukan retakan walaupun diambil dari depan.

"Jadi karena tim teknis termasuk dari konsultan sudah memastikan aman, maka jembatan kembali kita buka seperti biasa dari jam 6 pagi hingga 6 sore. Karena tadi sempat ditutup, sekarang kita buka lagi," imbuhnya.

Terpisah, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang terus memonitor perkembangan informasi seputar jembatan yang menghubungkan kecamatan Samarinda Ilir dan kecamatan Palaran tersebut.

"Waktu itu saya langsung instruksikan kepada Asisten II dan Kadis PUPR untuk mendampingi tim teknis ke lapangan, dan juga meminta menutup mulai minggu pagi hingga sampai ada info lebih lanjut. Alhamdulillah, ternyata tidak retak," tutur Jaang.

Bahkan waktu itu, ia menginstruksikan agar memberikan penjelasan di media arus utama dan medsos sesuai kondisi yang sebenarnya.

Ia juga meminta hasil pengecekan lapangan dilaporkan ke tim Kementerian PUPR.

Jaang juga mengapresiasi kepada warga yang telah memosting ini di medsos. "Walaupun ternyata tidak benar. Kita tetap apresiasi kepada warga yang peduli pembangunan. Apalagi masalah jembatan masalah nyawa manusia," tegas jaang.

Jembatan Mahkota II mulai dibangun pada tahun 2002 dan sempat mangkrak selama bertahun- tahun dan mulai rampung pada awal tahun 2017.

Jembatan Mahkota II melintasi Sungai Mahakam dengan panjang 1.428 meter, untuk menghubungkan Kota Samarinda dengan kecamatan Palaran dan Samarinda Seberang.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017