Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kementerian Sosial Republik Indonesia memberikan santunan kepada korban ledakan bom di gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Bantuan tersebut diserahkan Staf Direktorat Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Lenita Sofyan, saat mengunjungi tiga korban terluka di RSUD AW Syahranie Samarinda, Kamis.

"Kementerian Sosial memberikan santunan Rp15 juta kepada keluarga Intang Olivia (2,5), korban yang meninggal, dan masing-masing Rp5 juta bagi korban luka akibat bom Gereje Oikumene," ujar Lenita Sofyan.

Staf Direktorat Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial itu juga mengatakan, sempat masuk ke ruang "Pediatric Intensive Care Unit" (PICU) RSUD AW Syahranie dan melihat langsung kondisi Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).

Ia mengaku sangat terkejut melihat kondisi korban, yang ketiganya masih anak-anak, terlebih Triniti Hutahaya yang menderita lukap cukup parah dengan luka bakar 50 persen.

"Saya tidak sanggup melihat kondisi Triniti Hutahaya (3) yang menurut keterangan dokter, luka bakarnya mencapai 50 persen. Saat masuk, Triniti tidur dan saya sempat berbincang dengan orang tuanya. Saya sempat terenyuh dan prihatin melihat kondisinya karena mukanya merah akibat luka bakar."

"Tapi, saya salut dengan anak itu karena sangat kuat bahkan menurut penuturan orang tuanya, jika ada yang menjenguknya, Triniti melarang orang bersedih bahkan meminta ibunya agar tidak sedih," ujarnya.

"Kalau kondisi Alvaro masih lebih baik dan luka bakarnya sekitar 18 persen begitu juga dengan Anita yang luka bakarnya lebih ringan. Saya juga sempat bertemu dengan orang tua Intan Olivia dan menyampaikan duka mendalam dan keprihatinan dari ibu Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa." tutur Lenita Sofyan.

Menteri Sosial lanjut Lenita Sofyan, mengecam terjadinya bom di Gejera Oikumene yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, apalagi anak-anak balita.

"Tindakan yang dilakukan pelaku merupakan perbuatan yang sangat tidak layak apalagi yang menjadi korban adalah balita yang berusia 2 sampai 4 tahun. Tindakan yang dilakukan pelaku adalah perbuatan individu dan bukan atas nama agama, sebab tidak mungkin perbuatan seperti itu bisa dilakukan oleh orang beragama," ucap Lenita Sofyan.

Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10.15 WITA, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.

Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).

Sementara, terduga bernama Juhanda berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.

Pada Senin pagi, Intan Olivia Marbun meninggal dunia akibat mengalami luka bakar hingga 78 persen dan pembengkakan paru-paru akibat menghirup asal saat terjadi ledakan bom.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016