Samarinda, 28/10 (Antara) - Kampung Gurimbang, Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dalam menjalankan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) lebih menekankan pengembangan pertanian dalam arti luas baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan.

       
"Untuk ternak ayam potong sudah terdapat  25 peternak yang masing-masing orang memiliki beberapa kandang, sehingga setiap peternak di Gurimbang mampu melayani permintaan ratusan ekor ayam yang dipesan dari luar kampung," ujar Kepala Kampung Gurimbang, Madri Pani dihubungi dari Samarinda, Jumat.

       
Sedangkan untuk ternak sapi, telah ada tiga kelompok tani yang masing-masing kelompok memiliki sekitar 25 ekor sapi bali. Sapi-sapi tersebut digembalakan untuk pengembangan, sementara ke depan juga akan dikembangkan sapi untuk penggemukan.

       
Dari peternakan itu, BUMDes juga mendorong warga untuk melanjutkan usaha turunannya, yakni kotoran ternak yang diolah menjadi pupuk kompos, sehingga untuk menyuburkan tanaman tidak harus membeli pupuk dari luar, karena dari pupuk organik hasil kotoran hewan sudah mampu menyuburkan tanaman.

       
Meski demikian, pupuk anorganik atau pupuk dari proses kimia juga masih dibeli dari luar karena kotoran hewan yang dikelola dari peternak lokal belum mampu mencukupi kebutuhan tanaman warga setempat, baik pertanian tanaman pangan maupun tanaman perkebunan.

       
Untuk menambah pupuk anorganik sebagai pendukung pupuk kompos, lanjutnya, baru-baru ini BUMDes Gurimbang memberikan bantuan cuma-cuma kepada setiap kelompok tani, yakni satu kelompok tani mendapat jatah 15 ton pupuk.

       
"Pupuk gratis ini diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian warga. Setelah produksinya melimpah, kemudian hasilnya akan ditampung oleh BUMDes. Masyarakat bisa sejahtera dengan produksi melimpah setelah mendapat pupuk gratis, itu merupakan keuntungan besar bagi kami," ucap Madri.  
  

Ia melanjutkan, berbagai tanaman perkebunan yang ada di Gurimbang antara lain kelapa sawit dengan luas 250 hektare (ha) yang sebagian besar telah panen. Masyarakat tak perlu jauh-jauh menjual tandan buah segar (TBS) sawit karena telah ada perusahaan pengolah bijih sawit yang siap menampung.

       
Perkebunan lainnya adalah lada dengan luas 25 ha yang juga telah lama produksi, kemudian ada perkebunan kayu gaharau seluas 6 ha, ada pula perkebunan semangka seluas 1 ha yang juga sudah lama dikembangkan di kampungnya. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016