Bandung (ANTARA Kaltim) - Pertandingan semifinal gulat kelas 74 kg bebas pada PON XIX di GOR Saparua Bandung, Sabtu siang, dihentikan sementara oleh panitia karena terjadi kericuhan penonton, tim ofisial, dan protes pelatih.

Pertandingan yang mempertemukan pegulat tuan rumah Heri Fadli dan Rendi pegulat dari Kalsel tersebut berlangsung dengan sengit dan saling serang untuk mengumpulkan poin.

Pegulat tuan rumah sempat memimpin tipis perolehan poin dengan skor 5-3, namun beberapa saat kemudian muncul protes dari tim pelatih Kalsel yang menilai wasit pertandingan tidak fair.

"Seharusnya pegulat kami mendapatkan poin tapi tidak diberi. Kalau pegulat tuan rumah pasti diberikan poin. Begitu juga ketika pegulat kami melakukan gerakan pasif langsung diberikan peringatan, namun ketika itu terjadi pada pegulat tuan rumah tak ada peringatan," katas pelatih gulat Kalsel, H Aini saat melakukan protes kepada dewan hakim.

Protes keras dari kubu Kalsel tersebut juga disambut oleh sejumlah suporter dari perwakilan daerah, dengan meneriaki perangkat pertandingan dan bahkan ada yang melempar-lempar botol minuman di arena pertandingan.

Beberapa tim ofisial berkali-kali meneriakkan, "Ganti Wasit." .

Mereaksi situasi tersebut, panita pertandingan menskors laga tersebut, kemudian berdiskusi dengan tim ofisial kedua daerah dan dewan hakim.

Pegulat Kaltim M iqbal yang menyaksikan laga tersebut, mengatakan kekecewaannya terhadap perangkat pertandingan PON 2016.

"Saya juga menjadi korban pada pertandingan kemarin. Saya didiskualifikasi sepihak oleh wasit," katanya.

M Iqbal merupakan pegulat Kaltim di kelas 62 kg bebas. Pada pertandingan semifinal yang berlangsung Jumat melawan pegulat Jatim Puji P, Iqbal didiskualifikasi karena dinyatakan melakukan gerakan pasif oleh wasit pertandingan. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016