Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Kalimantan Timur menggelar sosialisasi program Generasi Berencana atau Genre yang diikuti 30 guru Bimbingan dan Konseling.

"Sosialisasi ini bertujuan meningkatkan keterampilan guru BK dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada remaja yang merupakan siswa di sekolah tempat guru mengajar," ujar Kepala BKKBN Provinsi Kaltim Sukaryo Teguh Santoso di Samarinda, Rabu.

Kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk mengintensifkan Program Genre, yakni dengan membentuk Pusat Informasi dan Konseling (PIK) baik bagi remaja maupun mahasiswa.

Menurut ia, meskipun di sejumlah sekolah telah dibentuk PIK, namun guru BK masih perlu mendapatkan pengetahuan dan strategi tentang program Genre dari BKKBN.

Sukaryo menilai sosialisasi program Genre melalui guru BK lebih efektif, karena remaja bisa diberikan wawasan oleh guru tentang bagaimana menjaga kesehatan reproduksi, mendewasakan usia pernikahan minimal 21 tahun baru menikah, sehingga ke depan mampu menciptakan keluarga kecil bahagia.

Ia mengatakan remaja sangat rentan terhadap triad KRR, seperti perilaku seksual berganti-ganti pasangan, menggunakan obat-obat terlarang dengan menggunakan jarum suntik secara bergantian, dan risiko penularan HIV/AIDS.

"Perilaku remaja yang menyimpang akan membahayakan bangsa. Jumlah remaja di Indonesia mencapai 65 juta jiwa atau 25 persen dari total penduduk Indonesia. Apabila jumlah yang tinggi ini tidak mendapat pemahaman yang benar, maka risiko terhadap hal-hal negatif rawan dilakukan remaja," katanya.

Untuk itu, semua pihak sudah semestinya memberi perhatian besar kepada remaja, sehingga mereka akan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam mengisi dan berperan penting ketika Indonesia memasuki era bonus demografi beberapa tahun ke depan.

Guna menghindari para remaja terjerumus pada Triad KRR, lanjutnya, perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya dengan menyosialisasikan program Genre kepada guru BK dan memperbanyak PIK di tiap sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat.

Melalui PIK di sekolah, kampus, dan di masyarakat, maka para remaja akan mudah menyampaikan permasalahannya kepada teman sebaya, karena biasanya remaja merasa sulit dan malu menyampaikan masalah kepada orang tuanya sendiri.

"Hal itulah yang menjadi perhatian BKKBN, karena peran dan fungsi keluarga yang belum maksimal dalam menanamkan moral sebagai modal dasar membentuk karakter anak berakhlak mulia," ujarnya.(*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016