Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda Zaini Naim meminta pemerintah bersikap tegas terhadap penyimpangan perilaku.

"Dalam Al Quran disebutkan bahwa, Allah menciptakan manusia hanya dua jenis yakni, laki-laki dan perempuan. Jadi, tidak ada jenis ketiga atau jenis alternatif. Kalau ada, berarti itu merupakan penyimpangan," ujar Zaini Naim, menanggapi mencuatnya kembali isu lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT, ketika dihubungi di Samarinda, Sabtu.

Menurutnya, LGBT merupakan penyimpangan yang harus diluruskan, bukan malah diberi tempat.

Ia menilai, selama ini pemerintah cenderung melakukan pembiaran atau bahkan memfasilitasi kaum LGBT.

"Contohnya, pada setiap perayaan HUT Kemerdekaan, banyak kegiatan atau pertandingan yang mempertontonkan kaum LGBT itu, Padahal, itu adalah penyakit yang harus diluruskan, bukan malah dijadikan tontonan," katanya.

"Agama mana pun, tidak membenarkan penyimpangan itu dan dalam agama Islam sendiri, sudah dikisahkan dalam Alquran bahwa Allah memusnahkan kaum Nabi Luth yaitu kaum Sodom akibat penyimpangan tersebut. Jadi, mereka (LGBT) itu harus diluruskan kembali karena perilaku tersebut sudah menyalahi kodrat," ujar Zaini Naim.

Penyimpangan perilaku itu kata Zaini Naim, tidak serta-merta terjadi begitu saja tetapi melalui sebuah proses.

Menurut dia, kebanyakan proses tersebut berawal dari rumah akibat ketidaktegasan orang tua.

"Misalnya, anak laki-laki yang suka memakai pakaian perempuan bahkan berdandan, semestinya sejak awal orang tua harus melarang, begitu pun sebaliknya. Jadi, orang tua harus tegas jika mulai melihat ada indikasi penyimpangan pada anaknya," tuturnya.

"Dalam agama Islam, tindakan pencegahan terhadap perilaku anak sudah disampaikan Nabi Muhammad SAW, yang menyuruh kita agar memisahkan tempat tidur anak laki-laki dengan perempuan pada usia 10 tahun. Ini bentuk preventif dalam agama Islam," ujar Zaini Naim.

Berbagai tayangan televisi lanjut Zaini Naim juga memberikan ruang terhadap penyimpangan perilaku itu.

"Tayangan televisi yang menonjolkan acara dengan menampilkan pria bergaya kewanitaan, juga menjadi pemicu penyimpangan itu terus berkembang. Jadi, sekali lagi saya tegaskan, seharusnya penyimpangan perilaku tersebut diluruskan bukan bahkan menjadi tontonan," kata Zaini Naim.      (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016