Samarinda (ANTARA Kaltim0 -  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen untuk fokus menuntaskan pembangunan delapan kawasan industri yang menghubungkan 10 kabupaten/kota, sehingga percepatan pengembangan ekonomi daerah dapat dilakukan.

"Delapan kawasan industri ini akan menjadi masa depan bagi Kaltim, baik dari sisi pertanian tanaman pangan, industri perkebunan dan turunannya, industri pariwisata, maupun industri petrokimia," kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak di Samarinda, Sabtu.

Delapan kawasan industri yang terus dikembangkan itu adalah Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) di Maloy Kabupaten Kutai Timur.

Di kawasan tersebut akan berdiri berbagai pertumbuhan ekonomi seperti perkebunan kelapa sawit, industri turunan kelapa sawit, dan Pelabuhan Internasional Maloy sebagai pengangkut "crude palm oil" (CPO) dan hasil industri lain.

Kedua adalah Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara (PPU), ketiga Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan dan Buluminung PPU, keempat Kawasan Industri Jasa dan Perdagangan di Kota Samarinda.

Kelima adalah Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Kutai Kartamegara dan Kutai Barat, keenam Kawasan Industri Petrokimia di Kota Bontang, ketujuh Kawasan Industri Pariwisata Derawan Kabupaten Berau, dan kedelapan Kawasan Strategis Perbatasan di kabuoaten Mahakam Ulu.

Untuk KEK MBTK yang merupakan bagian pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy, diperkirakan membutuhkan investasi total mencapai Rp4,771 triliun untuk dikembangkan pada kawasan seluas 5.305 hektare.

Dalam kawasan itu, tahap pengembangan pertama seluas 1.000 hektare, sedangkan saat ini lahan yang sudah dibebaskan seluas 577 hektare.

Menurutnya, pembangunan kawasan ekonomi khusus ini diyakini akan berdampak luas pada pembangunan kabupaten/kota lainnya, karena Maloy akan menjadi pusat pengembangan klaster industri berbasis "oleochemical" dan pengolahan hasil tambang berskala internasional.

Pengembangan kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri dilakukan demi untuk meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, peluang bisnis, dan demi untuk menyediakan kawasan industri berdaya saing tinggi.

Guna mendukung pengembangan kawasan ini, maka infrastruktur pendukung merupakan hal yang perlu diperhatikan baik infrstaruktur jalan, laut, maupun infrastruktur udara harus bisa terkoneksi ke kawasan tersebut.

Menurutnya, KIPI Maloy sebagai salah satu dari sejumlah proyek pembangunan di Kaltim. Pengembangan kawasan ini juga merupakan bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk koridor ekonomi Kalimantan. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015