Samarinda (ANTARA Kaltim) – Hati-hati meninggalkan anak Anda menonton TV. Program televisi kini dinilai tak memiliki bobot sebagai sarana hiburan, dan cenderung menyodorkan proses pembodohan dan mengajarkan kekerasan kepada anak.

Demikian dikatakan Anggota DPRD Kaltim Ahmad Rosyidi. Menurutnya pendampingan orang tua ketika anak menonton televisi sangat dibutuhkan. Televisi ibarat telepoison yakni racun jarak jauh.
 
Suguhan program televisi dapat berimbas negatif bagi tingkah laku anak yang memiliki intensitas menonton berlebih. Peran orang tualah yang mampu memfilter kecenderungan akan racun televisi itu.

“Watak anak perlahan dapat berubah ketika volume menonton televisi berlebih. Orang tua wajib mendampingi ketika anak sedang menonton televisi, sehingga dapat memilah mana saja saja tontonan yang benar-benar bermanfaat bagi anak,” ucapnya.

Lebih dalam, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengatakan, sejatinya televisi dapat digunakan sebagai sarana edukasi bagi anak, memberikan program bermanfaat tanpa ada unsur-unsur negatif. Tontonan seperti bullying, adegan dewasa, tindakan kekerasan dan lain sebagainya yang dapat mengubah alam bawah sadar anak mengikuti tayangan yang ditonton.

Kecenderungan anak menonton televisi dengan unsur negatif dapat meracuni otak anak. Bisa dibayangkan jika anak-anak setiap harinya mengonsumsi program tayangan negatif,  akan berpengaruh pada pembentukan karakter sang buah hati. Orang tua harus menyadari bahwasanya racun televisi sangat berbahaya, terlebih jika anak diberikan fasilitas televisi sendiri di kamarnya.

“Perubahan karakter dengan apa yang dilihat dapat dipraktikkan dikehidupan sehari-hari. Ketika anak cenderung mengonsumsi tayangan kekerasan berlebih, secara tidak langsung dapat dilakukan kepada teman-temannya. Jika hal tersebut terus menerus dibiarkan, anak semakin tak terkontrol,” tambahnya. (Humas DPRD kaltim/adv)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015