Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Hubungan antara Indonesia dan Australia yang sempat memanas pasca-eksekusi mati warga Australia karena kasus narkoba, tidak berpengaruh terhadap rencana Australia mengimpor 11.000 ekor sapi ke Provinsi Kalimantan Timur.

"Beberapa hari lalu Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal sudah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Australia terkait hubungan bisnis. Pemerintah Australia mengaku tidak mencampurkan antara hubungan diplomatik dan kerja sama peternakan," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Dadang Sudarya di Samarinda, Minggu.

Untuk itu, dia memberikan jaminan kepada kelompok ternak di Kaltim yang bakal mendapat bantuan sapi yang dana pembeliannya dari pemerintah pusat, tetap akan didistribusikan kepada kelompok ternak setelah 11.000 sapi indukan/bibit jenis Brahman Cross (BC) dari Australia tersebut masuk ke Kaltim.

Sedangkan pertemuan Wagub Kaltim Mukmin Faisyal saat itu bertepatan dengan digelarnya pertemuan dengan Kantor Urusan Asia bersama Direktur Perdagangan, Asisten Direktur, Industri Primer dan Perikanan, Asosiasi Peternak (NTCA), Asosiasi Importir Ternak (NTLE), Perwakilan Chambers Of Commerce NT, dan Perwakilan CDU di Darwin.

Saat itu Pemerintah Northern Therritory (NT), salah satu negara bagian Australia, berkomitmen tetap memenuhi permintaan impor sapi indukan BC seperti yang telah diprogramkan oleh Pemprov Kaltim.

Negara Bagian NT menurut Dadang, memiliki jumlah penduduk hanya sebanyak 11.000 jiwa, sementara jumlah populasi sapinya mencapai 2 juta ekor sehingga negara bagian itu menjadi produsen sapi terbesar.

Di sisi lain, negara bagian NT juga memiliki syarat, yakni sebelum memenuhi permohonan sapi indukan sebanyak 11.000 ekor tersebut, mereka meminta lebih dulu mempelajari nota kesepahaman yang telah diajukan oleh Dinas Peternakan Provinsi Kaltim.

Dia juga mengatakan, NT sangat detail dalam memperhatikan spesifikasi permintaan sapi indukan BC, termasuk spek 40 persen sapi indukan BC dalam keadaan bunting yang diminta Kaltim.

"Jadi program kami dalam mengimpor 11.000 sapi indukan BC dari Australia tahun ini tetap berjalan. Setelah sapi tersebut sampai di Kaltim, maka langsung kami distribusikan kepada ratusan kelompok ternak untuk mendukung program integrasi sapi-sawit dan program integrasi sapi di lahan eks tambang batu bara," katanya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015