Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan menyusun detail perencanaan (Detail Engineering Design/DED) untuk pembangunan sekolah terpadu di kawasan Grand City, Balikpapan Utara. Proyek tersebut ditargetkan mulai dibangun pada tahun anggaran 2026, dengan anggaran sekitar Rp24 miliar dari APBD Kota Balikpapan.
Kepala Disdik Kota Balikpapan, Irfan Taufik menyebutkan, sekolah terpadu itu dirancang untuk menggabungkan jenjang PAUD, SD, dan SMP dalam satu kawasan pendidikan. Lahan seluas lebih dari satu hektare telah disiapkan dan dinyatakan aman dari sisi legalitas. Unit SD dan SMP masing-masing akan memiliki 11 rombongan belajar (rombel), dengan desain bangunan yang ramah lingkungan dan dilengkapi ruang terbuka hijau.
Ia mengatakan pembangunan sekolah terpadu tersebut merupakan bagian dari upaya pemerataan akses pendidikan di wilayah Balikpapan Utara, khususnya kawasan permukiman baru Grand City dan sekitarnya.
“Balikpapan Utara adalah kawasan berkembang. Maka pemerintah harus hadir memastikan layanan pendidikan juga ikut berkembang,” kata Irfan, di Balikpapan, Rabu.
Menurutnya saat ini warga Grand City masih harus menyekolahkan anak ke luar kawasan bila ingin belajar di sekolah negeri. Dengan hadirnya sekolah terpadu, diharapkan kebutuhan pendidikan dasar dan menengah bisa terpenuhi secara menyeluruh dan terintegrasi.
Irfan menjelaskan rencana pembangunan sekolah terpadu itu pertama kali muncul dalam pembahasan Musrenbang 2024, dan mulai diformalkan dalam perencanaan teknis pada pertengahan tahun. Dinas P dan K menargetkan proses DED rampung sebelum akhir tahun, agar pembangunan fisik bisa dimulai awal 2026.
Lanjutnya, selain menjawab kebutuhan lokal, sekolah terpadu ini juga diharapkan menjadi model pendidikan modern yang inklusif dan efisien, dengan sistem zonasi yang lebih adil dan fasilitas belajar yang memadai.
"Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemerintah Kota Balikpapan untuk memperkuat layanan pendidikan dasar, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan memastikan setiap anak memiliki akses belajar yang layak di lingkungan tempat tinggalnya," ujar Taufik.(Adv)
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025