Samarinda (ANTARA kaltim) -  Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung Samarinda, mengingatkan warga agar mewaspadai banjir seperti yang kini melanda Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, serta Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

"Kami kembali mengimbau warga Kota Samarinda dan sekitarnya untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir sebab di beberapa wilayah di Kalimantan Utara dan di Kabupaten Kutai Barat saat ini sedang dilanda banjir," ungkap Sutrisno, Kamis.

Walaupun intensitas hujan untuk wilayah Kota samarinda kata Sutrisno masih dalam kategori ringan hingga sedang, namun kemungkinan terjadinya banjir, khususnya di wilayah rawan tergenang masih tetap ada.

Dari data BMKG Bandara Temindung Samarinda lanjut Sutrisno, curah hujan di wilayah Kota Samarinda dan sekitarnya pada Februari 2015 yakni, pada 1 Februari curah hujan berkisar 3 poin 3 mili meter, kemudian pada 2 Februari curah hujan hanya berkisar 0,2 milimeter, selanjutnya pada 3 Februari curah hujan mencapai 47,0 milimeter.

Kemudian lanjut Sutrisno, curah hujan pada 4 Februari 2015 berkisar 1,6 milimeter, pada 5 Februari mencapai 37 poin 2 mili meter, pada 6 Februari 2 poin 3 milimeter, pada 7 Februari tidak ada curah hujan, selanjutnya pada 8 Februari curah hujan berkisar 27,8 milimeter.

"Pada 10 Februari 2015, ada curah hujan tetapi kriterianya dibawah 0,5 milimeter sehingga tidak terukur. Lalu, pada 10 Februari, curah hujan di sekitar wilayah Kota Samarinda berkisar 6,5 milimeter," katanya.

"Jadi, berdasarkan data curah hujan tersebut, kita mengambil kesimpulan, pada umumnya intensitas hujan untuk wilayah Kota Samarinda dan sekitarnya yakni kategori ringan hingga sedang. Namun, kami tetap meminta kepada warga agar mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir," ungkap Sutrisno.

Sementara tambah dia, untuk hujan lebat yang disertai angin menurut Sutrisno, potensinya tetap ada, namun tidak bisa diprediksi jauh sebelumnya.

"Hujan lebat disertai angin tetap berpotensi terjadi dan itu sangat tergantung kondisi awan sehingga tidak bisa diprediksi jauh sebelumnya," ujar Sutrisno. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015