Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua DPRD Kaltim M Syahrun mengatakan, dalam memperjuangkan otonomi khusus (Otsus), masyarakat Kaltim menghindari cara-cara yang berujung pada kekerasan.
Hal ini diungkapkannya saat memimpin rapat yang mengagendakan pemaparan hasil kajian akademik terkait tuntutan Otsus di Gedung D, DPRD Kaltim, kemarin (10/2).
Rapat dihadiri Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak didampingi Sekretaris Provinsi Rusmadi, para anggota DPRD Kaltim, pejabat di lingkup Pemprov Kaltim dan sejumlah tokoh dan elemen masyarakat Kaltim lainnya.
Syahrun mengatakan, Kaltim akan berjuang dengan cara-cara santun. Dialog dan pemaparan fakta, baik dari aspek yuridis, historis dan sosiologis akan lebih dikedepankan saat berhadapan dengan pemerintah pusat.
Penyampaian naskah akademik oleh sejumlah pakar ke DPRD Kaltim kemarin adalah salah satu titik perjuangan mendapatkan Otsus. Naskah akademik ini akan menjadi bahan kajian lebih lanjut di DPRD sebelum 55 wakil rakyat Kaltim di Karang Paci menentukan sikap dalam rapat paripurna kelak.
“Kita akan bahas dan kaji lebih dalam naskah akademik. DPRD Kaltim juga akan turun ke semua kabupaten/kota di Kaltim, mengomunikasikan hal ini kepada rakyat Kaltim agar satu suara memperkuat perjuangan ini,†ungkapnya.
Rapat kemarin juga diwarnai beberapa tanggapan dari sejumlah anggota DPRD Kaltim yang hadir. Rita Artaty Barito, anggota Fraksi Golkar misalnya mengungkapkan kekecewaan atas ketidakhadiran beberapa kepala daerah. Hal ini menurutnya menimbulkan keraguan dukungan terhadap Otsus bagi Kaltim.
â€Ini ‘kan rapat konsultasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terkait Otsus. Tapi kenyataannya tidak semua bupati atau pun wali kota hadir. Dukungan mereka terkesan masih setengah hati. Ini menjadi catatan, terutama untuk bupati/walikota yang tidak hadir. Bisa diartikan tidak kompak,†tegas Rita.
Sementara anggota DPRD Ismail, setelah penyampaian naskah akademik oleh tim dari Universitas Gajah Mada dan Universitas Mulawarman mengungkapkan, dukungan Otsus melalui spanduk-spanduk telah terpasang di sejumlah sudut ruang.
Hal ini menurut Ismail harus diikuti dengan langkah selanjutnya sehingga Otsus bisa gol. “Bagaimana agar langkah yang diambil dapat mewujudkan harapan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Perjuangan Otsus harus menjadi pembicaraan secara nasional. Kita juga tunggu setelah ini Kutai Timur dan rakyat Kaltim melakukan rapat akbar terkait hal ini,†urai Ismail dalam rapat yang naskah akademiknya disampaikan oleh Mudrajat Kuncoro, Wahyudi Kumorotomo, Aji Sofyan Effendy dan Bernaulus Saragih.
Ia mengatakan, gerakan politik selanjutnya juga perlu dilakukan oleh semua stake holder di Kaltim, baik itu anggota DPR-RI asal Kaltim, Anggota DPD-RI asal Kaltim serta pengusaha-pengusaha swasta yang ada di Kaltim.
“Pada dasarnya hasil perjuangan ini nantinya bukan hanya untuk rakyat Kaltim, namun lebih luas lagi untuk kemajuan Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,†sebutnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/oke)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Hal ini diungkapkannya saat memimpin rapat yang mengagendakan pemaparan hasil kajian akademik terkait tuntutan Otsus di Gedung D, DPRD Kaltim, kemarin (10/2).
Rapat dihadiri Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak didampingi Sekretaris Provinsi Rusmadi, para anggota DPRD Kaltim, pejabat di lingkup Pemprov Kaltim dan sejumlah tokoh dan elemen masyarakat Kaltim lainnya.
Syahrun mengatakan, Kaltim akan berjuang dengan cara-cara santun. Dialog dan pemaparan fakta, baik dari aspek yuridis, historis dan sosiologis akan lebih dikedepankan saat berhadapan dengan pemerintah pusat.
Penyampaian naskah akademik oleh sejumlah pakar ke DPRD Kaltim kemarin adalah salah satu titik perjuangan mendapatkan Otsus. Naskah akademik ini akan menjadi bahan kajian lebih lanjut di DPRD sebelum 55 wakil rakyat Kaltim di Karang Paci menentukan sikap dalam rapat paripurna kelak.
“Kita akan bahas dan kaji lebih dalam naskah akademik. DPRD Kaltim juga akan turun ke semua kabupaten/kota di Kaltim, mengomunikasikan hal ini kepada rakyat Kaltim agar satu suara memperkuat perjuangan ini,†ungkapnya.
Rapat kemarin juga diwarnai beberapa tanggapan dari sejumlah anggota DPRD Kaltim yang hadir. Rita Artaty Barito, anggota Fraksi Golkar misalnya mengungkapkan kekecewaan atas ketidakhadiran beberapa kepala daerah. Hal ini menurutnya menimbulkan keraguan dukungan terhadap Otsus bagi Kaltim.
â€Ini ‘kan rapat konsultasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terkait Otsus. Tapi kenyataannya tidak semua bupati atau pun wali kota hadir. Dukungan mereka terkesan masih setengah hati. Ini menjadi catatan, terutama untuk bupati/walikota yang tidak hadir. Bisa diartikan tidak kompak,†tegas Rita.
Sementara anggota DPRD Ismail, setelah penyampaian naskah akademik oleh tim dari Universitas Gajah Mada dan Universitas Mulawarman mengungkapkan, dukungan Otsus melalui spanduk-spanduk telah terpasang di sejumlah sudut ruang.
Hal ini menurut Ismail harus diikuti dengan langkah selanjutnya sehingga Otsus bisa gol. “Bagaimana agar langkah yang diambil dapat mewujudkan harapan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Perjuangan Otsus harus menjadi pembicaraan secara nasional. Kita juga tunggu setelah ini Kutai Timur dan rakyat Kaltim melakukan rapat akbar terkait hal ini,†urai Ismail dalam rapat yang naskah akademiknya disampaikan oleh Mudrajat Kuncoro, Wahyudi Kumorotomo, Aji Sofyan Effendy dan Bernaulus Saragih.
Ia mengatakan, gerakan politik selanjutnya juga perlu dilakukan oleh semua stake holder di Kaltim, baik itu anggota DPR-RI asal Kaltim, Anggota DPD-RI asal Kaltim serta pengusaha-pengusaha swasta yang ada di Kaltim.
“Pada dasarnya hasil perjuangan ini nantinya bukan hanya untuk rakyat Kaltim, namun lebih luas lagi untuk kemajuan Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,†sebutnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/oke)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015