PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menargetkan seluruh kapal-kapal milik Pelni  sudah mengantongi sertifikat Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) dari lembaga sertifikasi independen pada 2029.

Pelni memiliki armada kapal penumpang sebanyak 26 kapal untuk melayari sejumlah rute di seluruh Indonesia, terutama Indonesia bagian timur. 

“Tahun lalu kami sudah dapatkan sertifikat HACCP untuk KM Doro Londa, kemarin kami dapat untuk KM Awu, KM Kelud, dan KM Bukit Siguntang,” kata Direktur Usaha Angkutan Penumpang Nuraini Dessy Winiastuty di Balikpapan, Rabu.

Sehari sebelumnya ia menerima sertifikat HACCP dari lembaga sertifikasi PT Sucofindo untuk KM Awu, KM Kelud, dan KM Bukit Siguntang tersebut. 
Sertifikat HACCP adalah pengakuan atas pemenuhan standar keamanan pangan yang efektif. 

“Ini adalah komitmen pelayanan kami pada penumpang, berupa jaminan mereka mendapatkan makanan yang sehat dan bermutu selama berada di atas kapal Pelni,” tegas Dessy. 

Direktur Layanan Industrial PT Sucofindo Budi Utomo menjelaskan, bagian dapur dan area pendukungnya, berikut berbagai peralatan di dalamnya, termasuk juga prosedur dan tata cara yang harus dilakukan para petugas di dalamnya, adalah yang menjadi obyek dari penetapan standar keamanan pangan tersebut. 

“Jadi tidak hanya soal kebersihan, tapi lebih detil lagi seperti prosedur bagaimana mendapatkan kebersihan itu,” jelas Budi. Perlengkapan atau mebel di dapur yang bersentuhan langsung dengan makanan, misalnya, harus terbuat dari bahan baja antikarat (stainless steel) atau alumunium yang tidak mencemari makanan dan mudah dibersihkan. 

Peralatan dapur juga dirancang, atau dipilih yang mudah dibersihkan untuk mencegah penumpukan kotoran dan tahan terhadap suhu tinggi sehingga bila disterilkan dengan air panas, misalnya, tidak mengubah bentuk atau strukturnya. 

Selain itu ada prosedur penyimpanan dan pengolahan untuk setiap jenis makanan yang harus diikuti agar makanan tersebut tetap terjaga kualitasnya sampai nanti disajikan kepada penumpang. 

Dessy menambahkan, sebelum mengikuti prosedur sertifikasi, terlebih dahulu manajemen memastikan semua syarat untuk itu dipenuhi. 

Manajemen membuat daftar cek list, seperti apakah meja sudah stainless steel, apakah ruang pendingin berfungsi baik, apakah ada prosedur penanganan daging atau susu. Semua dipastikan ada dan dipenuhi, setelah itu barulah ikut sertifikasi. 

“Itulah sebabnya perlu waktu agak lama,” ujar Dessy. 
 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024