Sangatta (ANTARA Kaltim)- Sejumlah mantan pekerja perusahaan "pulp" atau bubur kertas, PT Kiani Lestari Batu Ampar Kutai Timur, yang menggelar unjuk rasa mendesak Prabowo Subianto selaku pemilik perusahaan untuk turun tangan menyelesaikan tunggakan gaji karyawan sebesar Rp18 miliar lebih.

Djufri Ahmad, Koordinator unjuk rasa di Sangatta, Jumat mengatakan, tunggakan PT Kiani Lestari kepada pekerja yang belum dibayarkan berjumlah Rp18,26 miliar dengan rincian uang pesangon, tunjangan produksi dan insentif sebesar Rp16,91 milir dan uang tunggakan gaji 50 persen sebesar Rp1,38 miliar.

"Tunggakan upah sebesar itu merupakan hak kami sebagai mantan pekerja sebanyak 266 orang. Kami sangat berharap dan mendesak Prabowo Subianto sebagai pemilik perusahaan turun tangan menyelesaikan masalah ini," katanya

Ia mengatakan, para mantan pekerja PT Kiani Lestari Batu Ampar kini menjadi salah satu korban dari kasus ini.

"Oleh karena itu kami meminta jajaran PT Kiani untuk menepati janjinya sesuai kesepakatan tripatrit pada 30 Januari 2013," katanya.

Dia mengatakan, saat itu diwakili Ery Prabowo sebagai Komisaris PT Kiani Lestari dan Pandi, Direktur umum berjanji akan menyelesaikan semua tunggakan perusahaan paling lambat 30 April 2013, namun sampai sekarang itu belum ada realisasi.

"Kami juga meminta tanggung jawab Sugino, selaku Direktur Utama. Karena itu kami kembali ke DPRD dan kantor Dinas Tenaga Kerja Kutai Timur meminta untuk difasilitasi dengan manajamen perusahaan termasuk meminta Prabowo Subianto menyelesikannya," kata Djufri Ahmad didampingi Ketua Serikat Buruh Andarias dan Wakil Ketua H Kamli.

Dua mantan karyawan lainnya, Us dan Yusliana juga berharap perusahaan segera melunasi hak-hak pekerja, karena sudah lama menunggu pembayaran.

"Dulu saya mulai bekerja tahun 1984 sebagai operator chainsaw. Saya menunggu pesangon dibayar pak Prabowo" kata Us disela-sela aksi unjuk rasa.

Sementara Yusliana, mantan pekerja asal asal Nusa Tenggara Timur dan bekerja selama 5 tahun di PT Kiani Lestari sebagai tukang masak di mess.

Ia mengaku ikut unjuk rasa untuk memperjuangkan haknya sebagai mantan buruh meskipun sebagai tukang masak.

"Saya hanya tukang masakk, tapi saya juga punya hak menuntut gaji," katanya ditengah kerumuman aksi para pria di gedung DPRD Kutai Timur (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014