Nunukan (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara menyatakan banjir yang melanda Kecamatan Sembakung mulai 9 September 2013 kini telah surut dan aktivitas masyarakat setempat mulai normal.

Kepala BPBD Kabupaten Nunukan, Muhammad Amin, di Nunukan, Selasa menegaskan, ketinggian air yang disebabkan meluapnya Sungai Subuluan dan Mambulut di kecamatan itu sempat mencapai 1,93 meter selama empat hari.

Namun pada hari kelima, air secara perlahan-lahan surut meskipun sampai sekarang sejumlah rumah warga masih tergenang dengan ketinggian air kurang dari setengah meter, ujar dia.

Ia juga menyatakan, akibat kondisi banjir yang tidak berlangsung sepekan itu maka BPBD Kabupaten Nunukan tidak menerapkan tanggap darurat.

Sebab diketahuinya, Kecamatan Sembakung memang menjadi langganan banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi akibat tingginya curah hujan di wilayah tersebut atau kiriman dari Malaysia, kata Muhammad Amin.

Menurut dia, banjir yang melanda Kecamatan Sembakung yang menyebabkan puluhan tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kaltim 10 September 2013 itu pada umumnya berlangsung kurang dari sepekan sehingga BPBD setempat tidak pernah menerapkan tanggap darurat.

"Kita tidak menerapkan tanggap darurat terkait banjir yang melanda warga di (Kecamatan) Sembakung karena berlangsung kurang dari sepekan," kata dia.

Sesuai ketentuan, lanjut Muhammad Amin, tanggap darurat dapat diberlakukan apabila banjir berlangsung lebih dari sepekan.

Ia mengungkapkan, setiap terjadi banjir di kecamatan itu terdapat dua desa yang paling parah yakni Desa Tagul dan Lubakan dengan jumlah penduduk 256 kepala keluarga.

Kedua desa ini, tepat berada di pinggir sungai yang berhulu di wilayah Malaysia tersebut, ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Sembakung, sebanyak 1.254 KK yang terendam banjir selama lima hari ditambah sejumlah fasilitas umum seperti perkantoran, sekolah dan tempat ibadah. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013