Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pelatih Prsisam Putra Samarinda Sartono Anwar merasa khawatir dengan persoalan fisik pemainnya saat menghadapi Persegres Gresik, Minggu (28/7), karena waktu latihan yang tidak maksimal saat berpuasa.
"Pastinya akan berpengaruh karena mayoritas anak-anak menjalani ibadah puasa, dan kami juga sangat menghormati akan hal itu," tutur Sartono Anwar di Samarinda, Jum`at.
Menurut pelatih gaek yang sudah malang melintang di dunia sepak bola nasional itu, program latihan yang diterapkan tentunya harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi di lapangan saat memasuki bulan puasa. Sartono mengatakan, kondisi inilah yang menjadi kendala bagi tim manapun untuk memaksimalkan program latihannya.
"Yang pasti untuk latihan dua kali jelas tidak bisa. Paling latihan hanya bisa dilaksanakan sekali dan itupun harus dipilihkan dengan waktu yang tepat," urai Sartono.
Apalagi, lanjut Sartono, pada bulan puasa ini semua pertandingan Liga Super Indonesia dilaksanakan pada malam hari, yang menjadikan tugas dan tangung jawab pemain terkait persoalan fisik juga semakin berat.
"Pertandingan malam sudah pasti menguras tenaga lebih banyak bagi pemain, dibandingkan mereka harus bermain sore hari," jelas Sartono.
Sebagai antisipasi persoalan fisik pemain, dikatakan Sartono, memang sudah diterapkannya baik pada sasat sesi latihan dan juga pemberian rasa tanggung jawab kepada masing-masing pemain untuk bisa mengontrol sendiri kondisi pribadinya.
"Mudah-mudahan pemain saya bisa profesional untuk melaksanakan tangung jawabnya kepada tim, sehingga bisa mengurangi kekawatiran kami dengan persoalan yang cukup krusial ini," tegas Sartono.
Disinggung tiga pemain timnas yang baru bergabung yakni M Roby, Bayu Gatra dan Ferdinand Sinaga, Sartono mengatakan bahwa ketiganya tidak ada masalah untuk kembali beradaptasi dengan rekan-rekannya, karena selama di timnas mereka juga melakukan program latihan yang cukup keras. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Pastinya akan berpengaruh karena mayoritas anak-anak menjalani ibadah puasa, dan kami juga sangat menghormati akan hal itu," tutur Sartono Anwar di Samarinda, Jum`at.
Menurut pelatih gaek yang sudah malang melintang di dunia sepak bola nasional itu, program latihan yang diterapkan tentunya harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi di lapangan saat memasuki bulan puasa. Sartono mengatakan, kondisi inilah yang menjadi kendala bagi tim manapun untuk memaksimalkan program latihannya.
"Yang pasti untuk latihan dua kali jelas tidak bisa. Paling latihan hanya bisa dilaksanakan sekali dan itupun harus dipilihkan dengan waktu yang tepat," urai Sartono.
Apalagi, lanjut Sartono, pada bulan puasa ini semua pertandingan Liga Super Indonesia dilaksanakan pada malam hari, yang menjadikan tugas dan tangung jawab pemain terkait persoalan fisik juga semakin berat.
"Pertandingan malam sudah pasti menguras tenaga lebih banyak bagi pemain, dibandingkan mereka harus bermain sore hari," jelas Sartono.
Sebagai antisipasi persoalan fisik pemain, dikatakan Sartono, memang sudah diterapkannya baik pada sasat sesi latihan dan juga pemberian rasa tanggung jawab kepada masing-masing pemain untuk bisa mengontrol sendiri kondisi pribadinya.
"Mudah-mudahan pemain saya bisa profesional untuk melaksanakan tangung jawabnya kepada tim, sehingga bisa mengurangi kekawatiran kami dengan persoalan yang cukup krusial ini," tegas Sartono.
Disinggung tiga pemain timnas yang baru bergabung yakni M Roby, Bayu Gatra dan Ferdinand Sinaga, Sartono mengatakan bahwa ketiganya tidak ada masalah untuk kembali beradaptasi dengan rekan-rekannya, karena selama di timnas mereka juga melakukan program latihan yang cukup keras. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013