Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Kutai Kartanegara adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Timur, yang jika dilihat secara historis, merupakan bagian terpenting di Kaltim.

Pasalnya  beberapa kabupaten/kota di Kaltim lainnya yaitu Bontang, Balikpapan, Samarinda, Kutai Timur, Kutai Barat dan Penajam Paser Utara masuk dalam wilayah adat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau dinamakan dengan Swapraja Kutai.

Selain itu dalam sejarah yang dipelajari sejak Sekolah Dasar, Kutai Kartanegara juga terkenal dengan sebagai lokasi tempat berdirinya kerajaan Hindu tertua di Indonesia yaitu sekitar abad ke-4.

Hal tersebut tentu saja banyak meninggalkan adat istiadat, seni dan budaya bagi masyarakat Kuktai Kartanegara.

Selain itu, kemasyhuran  Kesultanan Kutai secara nyata terlihat pada kemegahan bangunan tua Museum Mulawarman yang didalamnya terdapat peninggalan bersejatah kerajaan Kutai.

Bahkan hingga kini Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura masih akif, yang sampai sekarang dipimpin oleh Sultan HAM Salehuddin II.

Oleh pemerinta kabupaten, Kesultanan Kutai dibuatkan Kedaton yang letaknya tepat dibelakang Museum Mulawarman untuk aktivitas Kesultanan dalam mempertahankan dan melestarikan adat, seni dan budayanya.

Berdasarkan hal tersebut maka sudah sepantasnya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mencanangkan daerahnya sebagai salah satu tujuan wisata.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara Sri Wahyuni, mengatakan, pengambangan sektor pariwisata merupakan salah satu 'grand strategi' arah pembangunan yang tertuang dalam program Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera  (Gerbang Raja).

Sebagai tujuan wisata, Tenggarong sebagai ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, terdapat kegiatan kegiatan seni, adat budaya tahunan yakni 'Erau'.

Erau Berasal dari bahasa Kutai "eroh" yang artinya ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai, riuh tersebut diartikan banyaknya kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat dan mengandung makna baik bersifat sakral, ritual, maupun hiburan.

Dikatakan Sri, Erau tahun ini yang dilaksanakan mulai 30 Juni hingga 7 Juli 2013 beranjak menjadi kegiatan internasional, karena selain digelar rangkaian prosesi adat Kesultanan Kutai di keraton, juga akan hadir sembilan negara yang akan berpartisipasi menampilkan kesenian masing-masing.

Sembilan negara tersebut yakni Taiwan, Thailand, Yunani, Perancis, Republik Ceko, Belgia, Mesir, Togo, dan Korea Selatan, merupakan anggota CIOFF (International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts), yang mengurus masalah pelestarian kebudayaan merupakan sebuah organisasi internasional yang bernaung di bawah UNESCO.

Eksplorasi seni, budaya dan ada isttiadat yang disandingkan dengan penampilan kesenian rakyat internasional itu menurut Sri diharapkan menjadi gaung upacara adat Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura sehinghga makin tersohor, tidak hanya di Kaltim sendiri maupun di tingkat nasional tetapi hingga ke dunia internasioanl.

“EIFAF ini menjadi ajang promosi dan sebagai daya tarik pariwisata daerah. Dari gelaran EIFAF ini, tak menutup kemungkinan makin terbuka lebar kerjasama seni budaya dan sektor lainnya antara Kukar dengan negara-negara peserta EIFAF,” demikian paparnya. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013