Nunukan (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara mengatakan banjir yang rutin melanda wilayah Kecamatan Sembakung hingga tiga kali setahun merupakan air "kiriman" dari Sabah, Malaysia.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Nunukan, Sanudin di Nunukan, Kamis menjelaskan banjir di Kecamatan Sembakung sangat sulit diantisipasi karena kadangkala datang tiba-tiba meskipun tidak terjadi hujan di wilayah itu.

"Biar tidak terjadi hujan di Sembakung tetap saja banjir apabila hujan di Sabah (Malaysia). Jadi banjir yang melanda Sembakung itu sebagian besar disebabkan air kiriman dari Malaysia melalui Sungai Malaysia yang bermuara di Selat Makassar," ujar Sanudin.

Ia mengatakan, banjir yang melanda hingga tiga kali setahun itu terjadi akibat luapan Sungai Malaysia, dan sebagian besar wilayah Kecamatan Sembakung terletak di sepanjang sungai itu.

Empat desa yang dilanda banjir paling parah dengan ketinggian air mencapai tiga meter yaitu Desa Atap, Tagul, Tembelunu dan Lubakan letaknya di pinggir sungai itu.

Menurut Sanudin, meskipun ketinggian air mencapai lantai rumah, warga tetapi menolak direlokasi. Mereka berusaha sendiri dengan meninggikan lantai rumahnya untuk menyimpan harta benda dan tempat tidur.

Menurut Sanudin, walaupun banjir seringkali melanda kecamatan itu suasana masyarakat setempat tampak biasa-biasa saja sepertinya tidak terjadi apa-apa.

Oleh karena itu, dia menegaskan, warga selalu menolak apabila pemerintah Kabupaten Nunukan akan merelokasinya atau mengungsikannya ke tempat yang lebih aman.

"Setiap terjadi banjir, tidak ada warga yang mau diungsikan. Mereka bertahan di rumahnya walaupun air melewati lantai rumahnya," kata Sanudin.(*)

Pewarta: M.Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013