Samarinda (ANTARA Kaltim) - Aktivis dari Mahasiswa Penyayang Flora dan Fauna (Maplofa) Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda, Sanjaya menilai, kepentingan ekonomi saat ini mengenyampingkan penyelamatan ekologi.

"Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kaltim maupun kabupaten/kota untuk dapat menarik investasi khususnya pada sektor tambang dan perkebunan kelapa sawit namun mereka kurang mempertimbangkan kerusakan ekogi yang ditimbulkan akibat investasi yang banyak mengeskploitasi sumber daya hayati di daerah ini," ungkap Sanjaya ditemui disela-sela aksi peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia yang digelar Forum Satu Bumi di depan Kantor Gubernur Kaltim, Rabu.

Mestinya kata Sanjaya, terjadi keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan ekologi sehingga keduanya bisa berjalan tanpa harus mengorbankan satu aspek yakni kerusakan lingkungan yang menyebabkan terancam punahnya berbagai flora dan fauna di Kaltim.

"Kalau berbicara keseimbangan, kami menilai Pemerintah Proovinsi Kaltim lebih mengutamakan sektor ekonomi. Misalnya, pemberkan izin tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit yang berimbas pada terganggunya habitat orangutan. Ha itu dapat dilihat pada kasus pembantaian orangutan di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, beberapa waktu lalu," katanya.

"Contoh lainnya, habitat gajah Kalimantan yang telah ditemukan di Kabupaten Nunukan, ternyata juga berada dalam kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI). Kondisi inilah yang menyebabkan, semakin terdesaknya kawasan hidup sejumlah satwa langka yang ada di Kaltim," ungkap Sanjaya.

Contoh lain lanjut Sanjaya yakni, populasi Pesut Mahakam yang saat ini harus berimigrasi ke kawasan Kecamatan Muara Kaman dan Kota Bangun.

"Beberapa tahun lalu, kawasan Pesut Mahakam maish bisa terlihat melintas di depan Kantor Gunernur Kaltim di Samarinda. Namun, akibat adanya aktivitas batu bara, populasi Pesut Mahakam kian terdesak dan saat ini hanya bisa ditemui di Kecamatan Muara Kaman dan Kota Bangun, itupun julahnya sudah sangat sedikit," kata Sanjaya.

Maplofa lanjut Sanjaya menilai, Pemerintah Provinsii Kaltim kuran tegas dalam upaya mencari oknum perusak lingkungan tersebut.

"Sebenarnya, kami melihat sudah ada upaya yang dilakukan tetapi belm optimal khususnya dalam menindak tegas pelaku perusak lingkungan. Seharusnya, ada upaya kongkrit sehingga flora dan fauna yang saat ini terancam punah dapat terjaga," kata Sanjaya.

Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Duni yang digea Forum satu Bumi di depan Kantor Gubernur Kaltim tersebut, juga diwarnai berbagai kegiatan antara lain, pameran foto-foto terkait kerusakan lingkungan yang terjadi di Kaltim, pembacaan puisi dari seniman pecinta lingkungan, pagelaran musik jalanan, pameran reptil serta pembacaan pernyataan politik Hari Lingkungan Hidup. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013