Nunukan (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sedang membahas perubahan status agen premium, minyak dan solar (APMS) di wilayah itu menjadi stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Distamben dan SDM) Kabupaten Nunukan, Abdul Azis Muhammadiyah di Nunukan, Selasa, menyatakan, pihaknya akan memikirkan untuk mengubah status APMS yang ada di wilayahnya menjadi SPBU.

Ia mengatakan, meskipun belum ada kepastian perubahan status itu tetapi tetap perlu dipertimbangkan mengingat adanya rencana pemerintah untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) pada Juni 2013.

"Untuk perubahan menjadi SPBU memiliki syarat-syarat tertentu. Tapi kita sudah mengarah ke sana supaya ada peningkatan jatah juga," ujarnya.

Menurutnya, yang menjadi permasalahan sehingga tidak bisa meminta tambahan kuota BBM di Kabupaten Nunukan karena belum adanya penampungan setingkat SPBU yang memiliki daya tampung yang layak.

Terkait dengan adanya rencana pengadaan SPBU berjalan dengan kendaraan tangki yang akan melayani kebutuhan perusahaan, dia mengatakan belum ada pengusaha yang berminat.

Sebenarnya hal ini telah menawarkan kepada pengusaha yang dinilai memenuhi syarat, tetapi belum ada yang merespons, ujar Abdul Azis.

"Mengenai rencana pengadaan kendaraan tangki berjalan ini belum ada yang berminat karena syaratnya juga harus ada jatah khusus BBM untuk perusahaan dari Pertamina," katanya.

Ia menegaskan, apabila APMS berkeinginan untuk mengubah statusnya menjadi SPBU atau bentuk apapun tidak akan diberikan izin sepanjang belum ada penambahan kuota BBM dari PT Pertamina.

Pasalnya, sebut dia, dengan empat APMS yang ada di Kabupaten Nunukan sekarang masih seringkali kekosongan persediaan BBM apalagi ingin mengubah statusnya.

"Apa gunanya menambah APMS atau menjadikannya SPBU kalau isinya tidak ada. Jadi kalau ada permohonan pembangunan APMS akan diberikan izin apabila ada kepastian penambahan jatah BBM dari Pertamina," katanya. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013