Bontang (ANTARA Kaltim) - Para pelaku pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berulang kali atau biasa disebut pengetap menggunakan berbagai cara untuk membeli premium di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), antara lain dengan motor besar dan memodifikasi tangki motor.
Jika sebelumnya para pengetap yang menggunakan motor besar masih bisa dihitung dengan jari maka sekarang semakin marak ditemui di SPBU.
Bahkan, sebagian di antara mereka adalah kaum ibu dengan tidak sungkan-sungkan lagi mengendarai motor besar yang ditengarai sebagai cara membeli premium di SPBU untuk dijual kembali secara eceran karena menjanjikan keuntungan hingga ratusan ribu rupiah.
Bak gayung bersambut semenjak adanya larangan membeli premium bersubsidi bagi mobil pejabat atau plat merah, sementara pengecer kian marak disepanjang jalan di Kota Bontang yang secara tidak langsung memfasilitasi penyediaan premium bagi kendaraan untuk membeli di pengecer.
Hal ini karena masih menguntungkan atau harganya lebih murah jika dibanding membeli di SPBU khususnya bagi mobil plat merah atau perusahaan yang dilarang membeli premium bersubsidi.
Namun kendaraan-kendaraan khusus yang dilarang membeli premium bersubsidi tentu saja tidak berani terang-terangan, mereka melalui sopirnya akan sembunyi-sembunyi membeli eceran karena jauh lebih murah harganya.
Selain itu, kalangan mobil rental atau travel juga lebih memilih membeli premium atau solar eceran.
"Saya terpaksa membeli di pengecer karena kadang SPBU sering habis. Padahal dengan membeli di pengecer akan menipiskan honor yang akan saya terima tetapi mau apa lagi daripada tidak jalan travel kami," kata sopir Travel Padaidi rute Balikpapan, Bontang dan Kutai Timur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Jika sebelumnya para pengetap yang menggunakan motor besar masih bisa dihitung dengan jari maka sekarang semakin marak ditemui di SPBU.
Bahkan, sebagian di antara mereka adalah kaum ibu dengan tidak sungkan-sungkan lagi mengendarai motor besar yang ditengarai sebagai cara membeli premium di SPBU untuk dijual kembali secara eceran karena menjanjikan keuntungan hingga ratusan ribu rupiah.
Bak gayung bersambut semenjak adanya larangan membeli premium bersubsidi bagi mobil pejabat atau plat merah, sementara pengecer kian marak disepanjang jalan di Kota Bontang yang secara tidak langsung memfasilitasi penyediaan premium bagi kendaraan untuk membeli di pengecer.
Hal ini karena masih menguntungkan atau harganya lebih murah jika dibanding membeli di SPBU khususnya bagi mobil plat merah atau perusahaan yang dilarang membeli premium bersubsidi.
Namun kendaraan-kendaraan khusus yang dilarang membeli premium bersubsidi tentu saja tidak berani terang-terangan, mereka melalui sopirnya akan sembunyi-sembunyi membeli eceran karena jauh lebih murah harganya.
Selain itu, kalangan mobil rental atau travel juga lebih memilih membeli premium atau solar eceran.
"Saya terpaksa membeli di pengecer karena kadang SPBU sering habis. Padahal dengan membeli di pengecer akan menipiskan honor yang akan saya terima tetapi mau apa lagi daripada tidak jalan travel kami," kata sopir Travel Padaidi rute Balikpapan, Bontang dan Kutai Timur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013