Balikpapan (ANTARA Kaltim)  - Dedengkot offroad Indonesia, Yuma Wiranatakusumah, mendapat perlawanan sengit Surya Padli, anak muda yang baru dua tahun ini ikut balapan di trek lumpur dalam event Balikpapan Offroad Extreme Competition (BOEC).

"Iya, itu persaingan dua generasi berbeda di event offroad pekan lalu, dimana sebelumnya ada acara pelantikan pengurus baru Pengurus Daerah IOF Kaltim," tutur Anthony Agustrian, ketua baru Pengda Indonesian Offroad Federation (IOF) Kaltim) di Balikpapan, Selasa.

Toni, panggilan akrab Anthony, menyebutkan bahwa event Balikpapan Offroad Extreme Competition (BOEC) diikuti 27 offroader di kelas winch dan 35 offroader di kelas non-winch dan digelar Sabtu-Minggu (16-17/2) pekan lalu, yang berbarengan dengan tewasnya Headley Michael Adrian, warga Australia peserta touring trail extreme, sehingga luput dari perhatian media.

"Persaingan Yuma lawan Surya Padli di kelas winch," ujar Toni, offroader yang sampai 2009 masih bermukim di Pontianak, Kalimantan Barat itu.

Dari 6 special competition stage (SCS) yang digelar untuk kelas ekstrem, Surya Padli bahkan sempat menyalip perolehan nilai Yuma di SCS 1, SCS 3, dan SCS 5.

Namun dengan menjadi yang tercepat di 3 SCS lain, di klaseman akhir Yuma akhirnya meraih poin 596, 7 angka lebih tinggi dari Surya Padli yang meraih nilai 589.

Yuma Wiranatakusumah datang ke Balikpapan dengan menjadi anggota tim offroad Jhonlin, tim offroad milik kakak-beradik raja batubara dari Batulicin, Kalimantan Selatan, Haji Isam dan Haji Johan.

Yuma adalah salah satu pendiri IOF bersama offroader senior lainnya seperti Syamsir Alam.

Sementara Surya Padli offroader dari Basirih, Banjarmasin, juga Kalimantan Selatan. Sebelum ini ia menjadi runner up di event offroad yang diikuti offroader dari 5 negara di Batulicin, kemudian di Sungai Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Pada 2010, ia banyak bersaing dengan offroader senior lainnya, yaitu Hendri Kurniawan, offroader tuan rumah Balikpapan.

Dalam beberapa event sepanjang 2010-2011, Hendri Kurniawan menjadi juara dan Surya Padli runner up. "Senior itu banyak pengalamannya. Itu yang susah kami lewati," kata Surya bersama Zen, kakaknya yang menjadi co-drivernya.

Hendri Kurniawan sendiri harus puas berada di posisi keempat. Ia gagal finish di SCS-1, lalu terbalik di SCS-5 yang digelar di malam hari.

Offroader dari Palu, Haji Tang, merebut posisi ketiga event yang sempat ditungguin petugas Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) lantara ada penilaian Adipura pada Sabtu (16/2). Mobil-mobil offroad dikhawatirkan lolos ke jalan sebelum ban dan bodinya dibersihkan sehingga mengotori jalan.

Toni juga menjelaskan bahwa selain menggelar dua atau tiga kompetisi offroad setahun, Pengda IOF Kaltim juga memiliki sejumlah program lain berdasarkan divisi-divisi yang ada.

"Ada divisi touring offroad, ada offroad roda dua, yaitu dengan motor trail, ada divisi radio kontrol, sampai divisi pengembangan teknik," sebut Toni.

Touring offroad memang menjadi kegemaran para offroader selain kompetisi. Klub seperti LCCS, Jip Forever di Samarinda, dan LJ80 yang ada di tiga kota di Kaltim, yaitu Balikpapan, Samarinda, dan Sangatta, adalah pegiat rajin touring offroad ini.

"Terakhir kami ke Pulau Derawan dari Balikpapan, tur seminggu penuh," kata Herry, dedengkot LJ80 Balikpapan. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013