Goa Tapak Raja di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) diyakini akan menjadi salah satu wisata alam terfavorit bagi wisatawan, setelah Ibu Kota Negara (IKN) baru pindah ke provinsi ini pada 2024 mendatang.
"Saat ini saja sudah banyak yang berkunjung, mulai pejabat tingkat provinsi maupun kabupaten dalam rangka tugas kedinasan, hingga masyarakat umum," ujar Kepala Desa Wonosari Kasiyono di Sepaku, Sabtu.
Apalagi jika ke depan IKN baru sudah pindah ke Kabupaten PPU, tepatnya di Kecamatan Sepaku, tentu yang berkunjung bukan hanya warga Kaltim, tapi tamu negara dan masyarakat luas pun akan tertarik mengunjungi goa yang umurnya sudah ribuan tahun tersebut.
Goa Tapak Raja ini berada di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku. Goa tersebut pertama kali ditemukan oleh warga setempat tahun 1983, sejak awal adanya transmigrasi ke kawasan itu.
Ia optimis goa ini akan terus menjadi destinasi wisata favorit karena tidak banyak daerah yang memiliki wisata goa. Terlebih goa ini memiliki keunikan tersendiri, tidak ada daerah lain yang menyamai.
"Di dalam goa ini terdapat stalaktit yang menyerupai tapak kaki manusia berukuran besar, makanya goa ini kemudian dinamakan Goa Tapak Raja. Stalaktit tersebut menggantung dari langit-langit goa," ujarnya.
Keunikan lain dari goa ini adalah memiliki dua pintu masuk yang berdampingan, terdapat satu lubang tembus ke atas goa, terdapat trek atas goa yang ditumbuhi aneka flora lokal, termasuk tanaman hias.
Ia melanjutkan, goa ini dulunya dijadikan tempat ritual bagi masyarakat setempat, namun seiring perkembangan zaman, maka banyak yang tidak lagi memanfaatkan untuk ritual.
Meski demikian, masih ada satu atau dua warga yang masih memanfaatkan goa tersebut untuk ritual tertentu, hal ini dapat dilihat dari bekas sesaji yang ada dalam goa tersebut.
"Untuk pengembangan destinasi wisata goa, belum ada bantuan dari pihak lain. Satu-satunya anggaran yang digunakan adalah peningkatan jalan mengarah ke goa yang anggarannya dari desa setempat, yakni dari Dana Desa," tutur Kasiyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Saat ini saja sudah banyak yang berkunjung, mulai pejabat tingkat provinsi maupun kabupaten dalam rangka tugas kedinasan, hingga masyarakat umum," ujar Kepala Desa Wonosari Kasiyono di Sepaku, Sabtu.
Apalagi jika ke depan IKN baru sudah pindah ke Kabupaten PPU, tepatnya di Kecamatan Sepaku, tentu yang berkunjung bukan hanya warga Kaltim, tapi tamu negara dan masyarakat luas pun akan tertarik mengunjungi goa yang umurnya sudah ribuan tahun tersebut.
Goa Tapak Raja ini berada di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku. Goa tersebut pertama kali ditemukan oleh warga setempat tahun 1983, sejak awal adanya transmigrasi ke kawasan itu.
Ia optimis goa ini akan terus menjadi destinasi wisata favorit karena tidak banyak daerah yang memiliki wisata goa. Terlebih goa ini memiliki keunikan tersendiri, tidak ada daerah lain yang menyamai.
"Di dalam goa ini terdapat stalaktit yang menyerupai tapak kaki manusia berukuran besar, makanya goa ini kemudian dinamakan Goa Tapak Raja. Stalaktit tersebut menggantung dari langit-langit goa," ujarnya.
Keunikan lain dari goa ini adalah memiliki dua pintu masuk yang berdampingan, terdapat satu lubang tembus ke atas goa, terdapat trek atas goa yang ditumbuhi aneka flora lokal, termasuk tanaman hias.
Ia melanjutkan, goa ini dulunya dijadikan tempat ritual bagi masyarakat setempat, namun seiring perkembangan zaman, maka banyak yang tidak lagi memanfaatkan untuk ritual.
Meski demikian, masih ada satu atau dua warga yang masih memanfaatkan goa tersebut untuk ritual tertentu, hal ini dapat dilihat dari bekas sesaji yang ada dalam goa tersebut.
"Untuk pengembangan destinasi wisata goa, belum ada bantuan dari pihak lain. Satu-satunya anggaran yang digunakan adalah peningkatan jalan mengarah ke goa yang anggarannya dari desa setempat, yakni dari Dana Desa," tutur Kasiyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021