Kementerian PUPR kejar kenaikan peringkat daya saing infrastruktur tahun depan

Jakarta, 15 Agustus 2017 (Antara) - Tak pelak, infrastruktur menjadi salah satu pilar penentu daya saing negara. Dengan infrastruktur yang handal maka daya saing Indonesia dalam konteks kompetisi global akan semakin kompetitif.

Karena itu, Kementerian PUPR menargetkan bisa meningkatkan peringkat daya saing infrastruktur menjadi peringkat 40 global. Saat ini peringkat daya saing infrastruktur Indonesia ada di peringkat 60 pada tahun 2016 lebih baik dari tahun 2015 yang berada di peringkat 62. "Bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, peringkat kita masih yang paling bontot," kata Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yusid Toyib, dalam jumpa pers Forum Nasional Daya Saing Infrastruktur di Kementerian PUPR, Selasa (15/8/2017).

Menurutnya, untuk meningkatkan daya saing tersebut maka Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi selaku penanggungjawab pembinaan jasa konstruksi Nasional, mendorong keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan yang terstruktur dan sistematis dalam rangka meningkatkan dayasaing infrastruktur. Selain itu Ditjen Bina Konstruksi akan mengumpulkan semua stakeholder dari Kementerian atau lembaga, badan usaha jasa konstruksi, perusahaan teknologi dan rantai pasok energi, asosiasi badan usaha, asosiasi profesi, akademisi dan investor untuk membahas bagaimana percepatan infrastruktur bisa dilakukan. "Rencananya kami akan menggelar Forum Nasional Daya Saing Infrastruktur di Hotel Shangrilla Jakarta pada Selasa 22 Agustus mendatang," katanya.

Yusid menyebutkan daya saing sangat dipengaruhi institusi, infrastruktur, keadaan makroekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar. Sedangkan untuk peringkat efisiensi faktor pendidikan dan peplatihan menjadi kunci utamanya. "Selain itu efisiensi tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan kesiapan teknologi dan ukuran pasar juga harus diperhatikan," katanya.

Dalam persiapan menuju Forum nasional ini, Ditjen Bina Konstruksi sudah menggelar berbagai tahapan mulai dari pra forum nasional, pra FGD, FGD I dan FGD II yang intinya menjaring berbagai masukan dari pada stakeholder terkait apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya saing tersebut. Nantinya ada 8 narasumber yang akan terlibat dalam forum tersebut. Para pembicara itu adalah pengamat ekonomi Aviliani, pengamat infrastruktur transportasi Indonesia Danang Parikesit, Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi, Direktur Jenderal Industri Logam, Alat Transportasi, Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan, Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian Sekretariat Negara Muh. Saptamurti, Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Bidang Perekonomian Wahyu Utomo, Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Direktur Utama PT  Wijaya Karya Bintang Perbowo.

Adapun output yang ingin dihasilkan adalah rekomendasi kebijakan terobosan bagi perbaikan pilar-pilar daya saing negara umumnya dan daya saing infrastruktur pada khususnya sehingga bisa terwujud langkah nyata  untuk peningkatan daya saing tersebut. Terkait dengan dukungan dana, Kementerian PUPR tidak ada rencana untuk menambah anggaran. "Kami hanya akan memaksimalkan anggaran yang sudah ada dan bagaimana bisa membangun infrastuktur itu secara berkualitas sesuai dengan komitmen masing-masing stakeholder yang terlibat," katanya.

Berdasarkan data The Global Competitiveness Report 2016-2017 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, daya saing Indonesia berada pada peringkat 41 dan daya saing infrastruktur pada peringkat 60. Tentunya kondisi ini memerlukan kerjasama seluruh elemen bangsa dan pemangku kepentingan industri konstruksi Nasional agar terjadi peningkatan dari kondisi terkini.

World Economic Forum mendefinisikan dayasaing sebagai suatu perangkat institusi, kebijakan, dan faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu ekonomi, yang pada gilirannya akan turut menentukan tingkat kemakmuran yang dapat dicapai Negara tersebut. Dayasaing suatu Negara ditentukan oleh tiga aspek, meliputi persyaratan dasar (basic requirements), peningkat efisiensi (efficiency enhancers) serta faktor inovasi dan kemutakhiran (innovation and sophistication factors), di mana setiap aspek memiliki pilar-pilar pembentuk dayasaing global.

Forum Nasional Dayasaing Infrastruktur merupakan puncak dari rangkaian kegiatan dalam rangka menyusun rekomendasi kebijakan terkait peningkatan dayasaing infrastruktur, yang sebelumnya didahului dengan kegiatan evaluasi berupa Pra Forum Nasional, Pra Focus Group Discussion, serta Focus Group Discussion terhadap pilar-pilar penyusun dayasaing berdasarkan laporan World Economic Forum yang berkaitan dengan sektor konstruksi.
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2017