Jakarta (ANTARA News) - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo mengatakan pelapor Ketua Umum PDIP
Megawati Soekarnoputri terkait dugaan penodaan agama, perlu membaca isi
pidato putri kedua Soekarno itu dengan lengkap.
"Mengikuti sebuah pidato itu harus utuh, tidak bisa sepotong. Tidak
bisa hanya membaca koran sepenggal, media kan tidak menulis utuh, hanya
sepotong," kata Tjahjo di Ancol, Jakarta, Rabu.
Mantan Sekretaris Jenderal DPP PDIP ini menjelaskan bahwa pidato
Megawati, yang disampaikan dalam acara HUT PDIP ke-44 tersebut telah
melewati kajian yang utuh.
Bahkan, dalam isi pidato itu juga terdapat kutipan kata-kata milik
Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, yang bertujuan untuk menggerakkan
masyarakat, ujar Tjahjo.
Oleh karena itu, pria yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri
Dalam Negeri tersebut menilai tuduhan yang ditujukan kepada Megawati itu
tidak benar.
"Jadi, baca itu harus utuh. Kalau mereka menggugat, ya bisa saja
digugat balik atas nama pencemaran nama baik, gitu saja," tuturnya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dilaporkan oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti-Penodaan Agama pada
Selasa (24/1), dengan dugaan melakukan penodaan agama.
Menurut Humas LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti-Penodaan Agama,
Baharuzaman, ucapan Megawati yang diduga menodai agama adalah "Para
pemimpin yang menganut ideologi tertutup memosisikan diri mereka sebagai
pembawa self fulfilling prophecy, para peramal masa depan. Mereka
dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan
datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene
mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya". (*)
Tjahjo: Pelapor Megawati Perlu Baca Pidato Secara Utuh
Kamis, 26 Januari 2017 10:50 WIB