"Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia ada peristiwa-peristiwa penting sebagai pembelajaran," kata Panglima seusai ziarah di Makam Astana Giribangun Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Rabu.
Menurut Nurmantyo, pada peristiwa bersejarah itu, ada tokoh-tokoh penting yang dapat diambil tauladan bagi para pendahulu, karena TNI dilahirkan oleh pahlawan.
Dia mengatakan, ziarah ke makam-makam pahlawan negara itu dia lakukan bersama semua kepala staf matra TNI, panglima komando utama, dan segenap prajurit TNI. Semua itu dilakukan sebagai rangkaian peringatan HUT ke-71 TNI pada 5 Oktober nanti.
"Kami sekarang di makam Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, dan Ibu
Tien Soeharto, di Astana Giribangun ini," kata dia. Soeharto merupakan
satu dari dua orang TNI yang beroleh pangkat kehormatan jenderal besar
TNI; yang seorang lagi adalah Jenderal Besar TNI (Purnawirawan) Abdul
Haris Nasution.
"Generasi muda supaya tidak melupakan sejarah, dan bangsa yang besar yang mengharagai para pahlawannya," kata dia.
"Karena, presiden berdasarkan undang-undang, merupakan penguasa terhadap TNI AD, TNI AL, dan TNI AU," katanya, menyinggung ziarah ke makam Presiden Soeharto itu.
Kendati demikian, dia menyitir ucapan Presiden Soekarno: "Perjuanganku tidaklah sulit, karena mengusir penjajah. Tetapi, perjuanganmu sangatlah sulit karena yang kau hadapi adalah bangsa sendiri".
"Generasi muda supaya tidak melupakan sejarah, dan bangsa yang besar yang mengharagai para pahlawannya," kata dia.
"Karena, presiden berdasarkan undang-undang, merupakan penguasa terhadap TNI AD, TNI AL, dan TNI AU," katanya, menyinggung ziarah ke makam Presiden Soeharto itu.
Kendati demikian, dia menyitir ucapan Presiden Soekarno: "Perjuanganku tidaklah sulit, karena mengusir penjajah. Tetapi, perjuanganmu sangatlah sulit karena yang kau hadapi adalah bangsa sendiri".
"Kita hanya persatuan yang dapat mengalahkan semuanya, kita apabila bersatu Bangsa Indonesia akan menjadi pemenang," kata Nurmantyo. (*)