Samarinda (ANTARA Kaltim) - Intensitas hujan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa hari ke depan mulai mengalami peningkatan, kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Temindung Sutrisno,.
"Intensitas hujan di Kota Samarinda mulai meningkat, menyusul hujan yang terjadi sejak Senin dinihari hingga siang," ujar Sutrisno dihubungi di Samarinda, Senin.
Pada Senin dinihari, lanjut Sutrisno, curah hujan yang berlangsung di Kota Samarinda berkisar 25 mili meter sementara pada siang hari sekitar pukul 14.00 Wita, curah hujan ditakar 1,5 mili meter.
"Intensitas hujan yang terjadi di Kota Samarinda dan sekitarnya masih bersifat ringan hingga sedang. Namun, dalam beberapa hari ke depan, diprediksi intensitas hujan akan mulai mengalami peningkatan," kata Sutrisno.
Ia mengimbau warga Samarinda khususnya yang bermukim di wilayah yang rawan tergenang agar mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir jika intensitas hujan mulai mengalami peningkatan.
"Kami mengingatkan masyarakat agar waspada sebab kemungkinan intensitas hujan yang cukup tinggi dapat menyebabkan genangan air, khususnya di kawasan yang memang selama ini rawan tergenang," ujar Sutrisno.
Kurung waktu beberapa pekan terakhir, wilayah Kota Samarinda, belum diguyur hujan.
Ia mengatakan, hujan yang turun di wilayah Kalimantan Timur masih sporadis atau bersifat lokal sehingga belum merata.
"Wilayah Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda dan sekitarnya masih terdampak gejala el-nino sehingga kawasan tersebut belum dilanda hujan, seperti wilayah lainnya di Indonesia," papar Sutrisno.
Hujan yang belum merata itu, disebabkan dampak el-nino dari kondisi kuat menuju moderat atau mulai menurun, katanya menambahkan.
"Diprediksi pada April hingga Mei 2016, kondisi el-nino akan semakin lemah sampai menjadi netral," katanya.
Ia menambahkan belum turunnya hujan di sebagian wilayah Kaltim, khususnya Kota Samarinda, akibat angin barat baru sampai di wilayah Sumatera, Kalimantan Barat serta Kalimantan Tengah.
Angin Monsun Asia atau angin yang berhembus secara periodik minimal tiga bulan dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan, saat ini ditandai dengan angin baratan di Indonesia wilayah selatan sudah dominan.
"Sehingga kawasan Pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Timur serta Pulau Sumatera sudah mulai diguyur hujan. Sementara di wilayah Kaltim masih kuat angin timuran, sehingga curah hujan belum normal," papar Sutrisno.
BMKG memprediksi dalam beberapa dasarian ke depan, angin baratan akan semakin menguat, sementara angin timuran semakin melemah sehingga dalam beberapa hari ke depan, wilayah Kaltim akan mulai diguyur hujan. (*)
BMKG: Intensitas Hujan di Samarinda Mulai Meningkat
Senin, 29 Februari 2016 17:03 WIB